Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badan Restorasi Ekosistem Gambut: Untuk 5 Tahun Butuh Rp29 Triliun

Badan Restorasi Ekosistem Gambut yang akan bersifat ad hoc alias sementara, dalam 5 tahun pertama membutuhkan dana hingga Rp29 triliun.
Lahan gambut/cwacwa
Lahan gambut/cwacwa

Bisnis.com, BANJAR BARU – Badan Restorasi Ekosistem Gambut yang akan bersifat ad hoc alias sementara, dalam 5 tahun pertama membutuhkan dana hingga Rp29 triliun.

“Tapi itu angka kasar. Sejauh ini, angka itu dihitung hanya berdasarkan estimasi pekerjaan yang diembannya. Berpotensi bisa berubah,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Kamis (26/11/2015).

Seperti yang diungkap Presiden Jokowi, Siti menjelaskan, sudah ada pemerintah AS dan Norwegia yang bersedia menggelontorkan dana untuk badan tersebut.

“Bahkan awal pekan ini, World Bank juga sudah menyatakan minat untuk membantu badan tersebut. Tapi baru sebatas komitmen,” kata Siti.

Dalam praktiknya, tutur Siti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga akan membantu dengan menyerahkan sebagian anggaran kepada badan tersebut.

“Kalau kurang, anggaran kementerian bisa dipakai sebagian. Misalnya untuk pos reboisasi dan yang lainnya,” ujar Siti.

Pada intinya, semangat dari pembentukan badan tersebut adalah mempelopori kebersamaan merestorasi ekosistem hutan dan lahan yang terbakar.

Menurut Siti, pola-pola tersebut akan dimatangkan untuk penanganan pascakebakaran.

Presiden juga kembali mengingatkan kepada pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten/kota serta jajaran TNI dan Polri agar betul-betul siap mencegah terulangnya kebakaran hutan dan lahan.

“Memasuki musim kemarau, harus ada sosialisasi dan patroli agar hutan dan lahan tidak terbakar lagi. Bukan setelah kejadian baru pontang-panting. Kejadian kebakaran hutan yang telah melanda Indonesia selama 18 tahun jangan sampai terulang lagi,” kata Presiden.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi usai menghadiri agenda puncak Hari Menanam Pohon Indonesia 2015 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam, Kota Banjarbaru, Kalsel, Kamis (26/11/2015).

Presiden meminta kepada semua pihak untuk ikut mengurangi emisi karbon dengan menjaga kelestarian ekosistem hutan dan lahan.

“Terjadinya kebakaran hutan di beberapa provinsi, terutama Sumatra dan Kalimantan, harus menjadi pelajaran. Sekali lagi harus jadi pelajaran,” ujar Presiden.

Sementara itu, dalam agenda Puncak Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional serta Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2015, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi serta Menteri Siti, secara simbolis mengawali penanaman 2.000 pohon berbagai jenis di kawasan Tahura Sultan Adam yang terbakar September lalu.

Presiden Jokowi juga menyerahkan penghargaan kepada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota pemenang lomba Penanaman Pohon 2014.

Juga dilakukan penyerahan hadiah untuk juara umum lomba Wana Lestari 2015, Penyematan Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan kepada warga yang dinilai berkontribusi terhadap pelestarian hutan, dan penandatanganan Sampul Hari Pertama Perangko Seri Puspa dan Satwa 2015.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper