Bisnis.com, JAKARTA--Minat investasi baru dari China mencapai 1,9 miliar dolar AS (setara Rp25,65 triliun, kurs Rp13.500 per dolar AS) melalui kegiatan pemasaran investasi yang digelar di Shanghai.
Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (28/11), mengatakan dari total minat investasi senilai 1,9 miliar dolar AS tersebut, industri semen merupakan salah satu kontributor utama dengan persentase kontribusi mencapai 52% atau 1 miliar dolar AS.
"Selanjutnya diikuti oleh investasi di bidang pariwisata senilai US$600 juta, industri galangan kapal 300 juta dolar AS, industri baja 10 juta dolar AS dan industri tekstil dan produk tekstil 8 juta dolar AS," katanya.
Franky menambahkan, pihaknya akan mendorong agar investor-investor tersebut dapat memanfaatkan layanan izin investasi tiga jam dalam merealisasikan investasinya kelak.
Ia mengatakan informasi mengenai layanan perizinan kilat itu telah dipaparkan dalam kegiatan tersebut, termasuk dalam sesi tanya jawab dan pertemuan satu per satu (one on one meeting) dengan beberapa investor.
Selain izin investasi tiga jam, juga dijelaskan layanan menyeluruh (end-to-end services) kepada investor Tiongkok dengan adanya tim Marketing Officer BKPM yang siap memfasilitasi minat investasi mereka.
Dalam kegiatan promosi investasi tersebut, BKPM selaku inisiator kegiatan mendapatkan dukungan dan kerja sama yang positif dari Konjen RI Shanghai Kenssy Dwi Ekaningsih, Presiden Direktur UOB Bank Indonesia, Direktur Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, dan juga Kepala BKPMPT Provinsi Banten.
Tercatat 130 investor hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan untuk menjaring minat investasi dari Tiongkok tersebut.
Berdasarkan data BKPM, periode Januari-September 2015, ada peningkatan komitmen investasi dari Tiongkok sebesar 46 persen yaitu senilai 13,9 miliar dolar AS yang sudah mendapatkan izin prinsip di Indonesia.
"Pertumbuhan minat investasi dari China sudah mulai terlihat dalam kondisi satu tahun terakhir, arahnya positif sebagai salah satu sumber FDI (foreign direct investment/investasi asing langsung) yang masuk ke Indonesia," tambah Franky.
BKPM sendiri, lanjutnya, melakukan identifikasi minat tersebut secara berhati-hati mengingat selama ini rencana investasi yang masuk dari Tiongkok selalu tinggi, namun masih minim realisasinya.
Lembaga itu mencatat rasio rencana investasi dan relisasi investasi dari Negeri Tirai Bambu berada di bawah 10%. Kendati demikian, dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi China rata-rata tumbuh 66% per tahun, dari US$174 juta pada 2010 menjadi lebih dari US$800 juta pada 2014.
Selain itu, dari sisi rencana investasi sejak 2010 hingga September 2015 tercatat minat investasi dari Tiongkok menembus angka 36 miliar dolar AS.
Ada pun secara kumulatif Januari-September 2015, realisasi investasi Tiongkok mencapai 406 juta dolar AS dengan jumlah proyek mencapai 705 proyek.
BKPM Klaim Minat Investasi Baru China ke RI Rp26 Triliun
Minat investasi baru dari China mencapai 1,9 miliar dolar AS (setara Rp25,65 triliun, kurs Rp13.500 per dolar AS) melalui kegiatan pemasaran investasi yang digelar di Shanghai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
11 menit yang lalu
Ahok Keberatan PPN 12%: Lu Paksain Pun Mau Ngambil dari Siapa?
2 jam yang lalu
PPN 12% untuk Barang Mewah, Pengusaha: Hampir Semua Kena
2 jam yang lalu