Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Johny Darmawan: Indonesia Tidak Kompetitif Gabung TPP

Lemahnya daya saing industri dalam negeri menjadi tantangan utama bagi Indonesia untuk masuk ke dalam kerja sama regional seperti kemitraan trans pasifik atau trans pacific partnership (TPP).
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA-- Lemahnya daya saing industri dalam negeri menjadi tantangan utama bagi Indonesia untuk masuk ke dalam kerja sama regional seperti kemitraan trans pasifik atau trans pacific partnership (TPP).

Ketua Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Johnny Darmawan menilai Indonesia mesti berpikir dengan kepala dingin dan mengukur kemampuan diri sebelum bergabung dalam TPP.

Kendati banyak kelebihan yang dimiliki diantaranya besarnya populasi, tingginya kelas menengah, dan kekayaan sumber daya alam, tetapi masih banyak hal negatif lainnya seperti ketidakpastian hukum, regulasi, dan ketidaksinkronan antara kementerian dan lembaga teknis dalam membuat kebijakan.

Kalau saya melihat kata kuncinya satu, apakah kita sudah kompetitif? Kita jawab, belum untuk beberapa faktor, kata Thomas dalam Apindo CEOs Gathering di Jakarta, Senin (7/12/2015).

Kesepakatan dalam TPP, lanjutnya, yang menguntungkan bagi industri di Indonesia hanya sekitar 10%-15%, sementara 85%-nya sisanya tidak menguntungkan. Padahal, dengan rencana Indonesia bergabung dalam TPP, yang diharapkan adalah surplus.

Johnny mengatakan, Indonesia mesti berhati-hati, terutama dalam masalah remanufaktur. Jika Indonesia benar-benar bergabung, maka konsekuensinya adalah Indonesia akan sangat terbuka. Di Vietnam, hal tersebut membuat sudah membuat gerah, karena investor cenderung lebih memilih untuk berdagang dibanding produksi di negara tersebut.

Kami tetap dukung, tapi tolong dipilah-pilah. Kita punya tenggang waktu misalnya tiga tahun. Dalam prosesnya harus mendukung industri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Avisena
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper