Bisnis.com, JAKARTA– Jumlah penduduk yang kesejahterannya paling rendah di Tanah Air pada 2015 mencapai sekitar 100 juta orang, meningkat dibandingkan pada 2011 yang mencapai sekitar 96,7 juta orang, kata seorang ekskutif dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Kamis (10/12/2015).
Regi Wahono, Spesiasis Komunikasi Hubungan Luar TNP2K mengatakan berdasarkan data terbaru 2015 jumlah penduduk yang kesejahterannya paling rendah di Indonesia mencapai sekitar 28 juta rumah tangga atau sekitar 100 juta orang.
Variabel untuk menentukan kelompok penduduk kesejahtraan paling rendah berbeda dengan standar kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS.
“Kalau untuk menentukan kelompok penduduk kesejahteraan paling rendah berdasarkan penilaian dari 100 variabel yang kita ranking,” kata Regi setelah acara pemaparan akan pelaksanaan Forum Aksi untuk bisnis yang bertanggungjawab, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/12/2015).
Data-data itu, katanya, akan dipaparkan pada forum tersebut supaya pihak program CSR perusahaan swasta bersinergi dengan program pemerintah, sehingga kemajuannya akan lebih terjadi lebih cepat.
Menurut Regi, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan jumlah orang yang termasuk kesejahteraan paling rendah pada 2015 meningkat dibandingkan 2011, karena harga bahan pokok meningkat, perubahan kebutuhan. Sedangkan pengaruh menguatnya dolar terhadap rupiah, katanya, tidak perpengaruhi nyata terhadap kelompok penduduk kesejahteraan paling rendah, pengaruh menguatkan dolar itu dirasakan oleh orang kaya.