Bisnis.com, JAKARTA - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menilai sampai saat ini banyak sektor di Indonesia belum berdaya untuk bersaing pada pasar bebas ASEAN (MEA) mulai Januari 2016.
"Waktu sudah habis (untuk persiapan). Namun, banyak sektor di Indonesia belum berdaya memasuki pasar bebas ASEAN mulai Januari 2016," kata Ketua Umum PII Bobby Gafur Umar pada seminar Insinyur Indonesia Menghadapi MEA : Penguatan Industri Manufaktur, Migas, Minerba dan Konstruksi, Jumat (11/12/2015).
Dalam seminar yang diselenggarakan dalam rangka Kongres XX PII itu, Bobby menyatakan hal itu bukan berarti kiamat, tetapi Indonesia masih punya peluang.
Oleh karena itu, tegasnya, hal itu harus dimanfaatkan dengan segala upaya maksimal agar tetap bisa menghadapi pasar bebas dengan lebih baik.
"Setidaknya ada tiga sektor yang perlu dipacu secara sungguh-sungguh yakni konstruksi, infrastruktur dan manufaktur. Selain itu, pada sisi regulasi harus disederhanakan," katanya.
Bobby juga menyebut, di tengah upaya menggenjot pembangunan infrastruktur, pemerintah diharapkan memberi kesempatan dan prioritas bersaing kepada para pemain lokal, khususnya untuk proyek proyek infrastruktur dengan dana APBN.
Namun, lanjutnya, pada sisi produk industri, PII juga menyatakan keprihatinannya karena hingga saat ini hanya 31% produk Indonesia yang memiliki daya saing di pasar Asean.
"Untuk situasi ini, tidak ada kata lain, kecuali terapkan strategi defensif, perkuat pasar domestik, tapi bukan membangun proteksi," katanya.
Menyinggung realisasi investasi setahun terakhir, Bobby melihat, upaya pemerintah dalam menjaring investasi sudah menujukan tren positif.
"Ini menunjukkan arah pemerintah untuk mendorong industri Indonesia agar lebih berdaya saing, sudah mulai terlihat," katanya.
Sesuai data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di beberapa sektor meningkat, seperti sektor hilir sumber daya mineral naik 66,8%.
Kemudian, sektor industri orientasi ekspor naik 10,4% dan industri substitusi impor naik hampir 16%. "Ini harusnya indikasi bahwa Indonesia lebih siap hadapi MEA," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
17 menit yang lalu
Lo Kheng Hong Serok Lagi Saham GJTL Desember 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 menit yang lalu
Usai Pangkas Suku Bunga, The Fed Fokus Kendalikan Inflasi
30 menit yang lalu
Efek Keputusan Kebijakan The Fed ke Rupiah dan Yuan Cs
33 menit yang lalu