Bisnis.com, JAKARTA – Industri berbasis bioteknologi seperti industri enzim dinilai sangat potensial untuk dikembangkan, mengingat tingginya komponen impor yang bisa disubstitusi sekaligus dengan adanya peralihan industri ke arah ramah lingkungan.
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa saat ini, baru ada satu pelaku industri yang mulai memproduksi enzim yaitu enzim protease yang digunakan di industri penyamakan.
“Kami menggandeng PT Petrosida Gresik sebagai produsen. Ini merupakan industri enzim pertama di Indonesia. Sekarang tidak sampai memenuhi 20% dari kebutuhan. Jadi kalau ada pelaku lain yang mau mengembangkan, masih sangat bisa,” katanya kepada Bisnis (21/12/2015).
Selain itu, dia mengatakan bahwa BPPT juga sedang mengembangkan dua enzim lainnya yakni enzim silanase yang bisa digunakan di industri pulp dan kertas, serta enzim lipase yang bisa digunakan industri detergen.
“Tahun depan diharapkan kami bisa mulai untuk enzim yang digunakan untuk pabrik kertas dan pulp. Itu bekerja sama dengan PT Fajar Paper. Terus 2017 mengembangkan enzim lipase untuk industri detergen. Yang lipase malah sudah dilirik Korea,” jelasnya.
Eniya mengatakan bahwa pihaknya mengutamakan pendekatan kepada perusahaan-perusahaan termasuk BUMN untuk mau memproduksi dan mengembangkan industri enzim. Selain itu, pihaknya juga terus melaporkan perkembangan ke Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertanian.