Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai dan Bawang Merah Meroket, Kemendag Masih Tenang

Minimnya pasokan produk-produk hortikultura cabai dan bawang merah di pasar dalam negeri membuat harga komoditas tersebut meningkat cukup tajamn
Cabai merah/JIBI
Cabai merah/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Minimnya pasokan produk-produk hortikultura cabai dan bawang merah di pasar dalam negeri membuat harga komoditas tersebut meningkat  cukup tajam.

Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kementerian Perdagangan (SP2KP) harga produk hortikultura yaitu cabai rawit merah, cabe merah keriting, cabai merah besar, serta bawang merah pada minggu keempat Desember 2015 naik berkisar antara 36%-62% dibanding rata-rata harga pada November 2015.

Kenaikan tertinggi terjadi pada harga cabai merah besar dengan harga mencapai Rp39.756 atau naik 62,94% dari harga rata-rata November sebesar Rp24.398/kg. Harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan yang hampir sama sebesar 62,92% menjadi Rp40.735/kg dari yang sebelumnya Rp25.003/kg.

Harga bawang merah juga mengalami kenaikan menjadi Rp34.492/kg naik 60,91% dari harga rata-rata November sebesar Rp21.435/kg. Dibanding tiga komoditas tersebut, harga cabai rawit merah mengalami peningkatan terendah sebesar 36,20% dari sebelumnya Rp38.400/kg menjadi Rp52.302/kg.

Kendati demikian, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina meyakini harga produk hortikultura cabai dan bawang yang melonjak tinggi pada Desember lalu akan segera stabil setidaknya pada akhir Januari.

Srie menyebutkan kenaikan harga produk-produk hortikultura pada Desember lalu dipicu oleh kondisi iklim. Hampir semua produk pertanian, baik beras, cabai, atau yang lainnya mengalami kemunduran masa tanam karena mundurnya keterlambatan musim hujan.

Akibatnya, secara otomatis panen produk-produk tersebut juga akan mundur dan pasokan di pasar dalam negeri akan berkurang. Faktor iklim tersebut menurutnya menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan harga produk hortikultura.

 “Tetapi, saya sebenarnya tidak terlalu khawatir untuk hortikultra. Ini sebetulnya sebentar saja. Ke depannya pasti akan stabil,” kata Srie di kantor Kementerian Perdagangan, Senin (4/1/2015).

Keyakinan tersebut dilandasi oleh program penanaman cabai di beberapa daerah yang potensial oleh Kementerian Pertanian. Selain itu pemerintah juga mulai menanam jenis paritas cabai yang dibutuhkan di daerah terkait. Hal tersebut dapat menyelesaikan masalah preferensi konsumen terhadap produk cabai yang selama ini sesuai dengan produksi di daerahnya.

“Contoh, cabai dari Lampung itu paritasnya diminati di Padang, tapi cabai yang dibutuhkan orang Lampung justru dari Kramat Jati. Harusnya orang Lampung makan cabai Lampung, dan orang Padang makan cabai Padang.”

Program tersebut diyakini dapat menyelesaikan masalah permintaan dan pasokan yang menjadi fundamental stabilitas harga cabai meskipun tidak secara instan.

Sementara itu, kenaikan harga yang tinggi pada Desember 2015 diyakini akan mulai stabil pada akhir Januari 2016.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper