Bisnis.com, GARUT - Otoritas Jasa Keuangan menilai Masyarakat Ekonomi Asean akan berdampak positif terhadap kualitas produk yang dihasilkan para pelaku usaha lokal.
Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) 2A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Juwanto menuturkan pihaknya tengah berupaya melakukan sinergi antar lembaga IKNB agar dapat mendukung pengusaha lokal, termasuk yang berskala mikro, kecil, dan menengah.
“Dengan adanya persaingan, maka kualitas akan meningkat,” ujarnya usai acara Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Ekonomi Kreatif antara PT Pro Car International Finance dan PT Pro Mitra Finance dengan Koperasi Syariah Siliwangi di Garut, Kamis (4/2/2016).
Dengan masuknya aliran pembiayaan terutama dari lembaga-lembaga yang memiliki dana jangka panjang seperti asuransi, OJK berharap perekonomian bisa terdorong. Apalagi, setelah adanya perluasan usaha perusahaan pembiayaan sejak 2014 diharapkan pendanaan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa berkembang.
Realisasi pembiayaan ekonomi kreatif dalam periode Oktober-Desember 2015 melampaui proyeksi awal setelah menyentuh angka Rp4,7 triliun. Sementara, perkiraan awal adalah senilai Rp500 miliar.
Angka tersebut dihitung sejak ditekennya nota kesepahaman antara Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Asosasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) pada akhir September tahun lalu. Kemitraan tersebut dilakukan demi memacu pembiayaan di sektor ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Realisasi terbesar berasal dari industri kuliner dengan nilai mencapai Rp2,7 triliun, diikuti oleh sektor kerajinan dengan Rp723 miliar, dan fesyen sekitar Rp363 miliar. Adapun berdasarkan data OJK, total penyaluran pembiayaan selama 2015 nilainya mencapai Rp363,27 triliun. Sebagian besar ditujukan untuk kendaraan bermotor.