Bisnis.com, BANDUNG - Hadirnya proyek infrastruktur tak otomotis membuat pelaku jasa konstruksi di Jabar mendapat bagian "kue" proyek tersebut.
Pelaku jasa konstruksi di Jawa Barat justru masih sulit berdaya saing meski sejumlah proyek infrastruktur besar saat ini tengah digarap di provinsi ini.
Ketua Umum DPD Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) Jabar Susilo Wibowo mengatakan saat ini banyak proyek besar pusat yang digarap dari mulai kereta cepat Jakarta-Bandung, pembangunan bandara dan pelabuhan di utara, waduk dan 12 ruas jalan tol.
“Bicara kondisi sekarang, harusnya perusahaan besar menggandeng perusahaan kecil. Agar ada pemerataan dan tidak jadi penonton,” katanya di Bandung, Selasa (9/2/2016).
Menurutnya yang terjadi saat ini meski kue infrastruktur mulai mengucur lebih besar dibanding tahun sebelumnya, pengusaha jasa konstruksi lokal sulit mendapatkan peran.
Salah satu faktornya adalah jika perusahaan kecil mendapatkan jatah subkontrak dari perusahaan besar akan terbentur kendala pembiayaan.
“Perbankan itu tidak bisa membantu membiayai subkontrak meski nilai kontraknya Rp1 miliar,” katanya.
Meski aturan perusahaan besar melibatkan jasa konstruksi kecil sudah ada, Susilo memastikan kenyataan di lapangan tidak semudah itu.
Salah satu masalahnya status subkontrak masih kesulitan mendapatkan dukungan pendanaan dari perbankan. “Sulit perusahaan kecil mendapatkan peran di proyek-proyek besar di Jabar,” ujarnya.
Susilo menyebutkan, beberapa proyek besar yang digarap pusat di Jabar yang juga melibatkan pengusaha lokal masih bisa dihitung dengan jari.
Menurutnya, pengusaha kesulitan untuk mendapatkan ‘kue’ proyek sebesar 5% saja.
Di proyek Waduk Jatigede saja, pengusaha lokal hanya mendapat jatah memperbaiki saluran-saluran kecil tidak untuk akses ke lokasi dan bangunan fisik.
Selain soal status kontrak dan pembiayaan, pihaknya juga menilai ganjalan perusahaan jasa konstruksi Jabar naik kelas adalah soal minimnya perusahaan yang berkelas besar.
Data Gapensi menunjukan dari 8.500 perusahaan pelaksana maupun konsultan di Jabar baru 33 yang berstatus perusahaan besar. “Anggota Gapensi di Jabar ada 3.500, namun yang berkualifikasi besar baru 1%. Badan usaha ingin naik kualifikasi kuncinya ya di SDM,” ucapnya.
Ketua Komisi Tetap Kadin Jabar bidang Konstruksi Asep Chandra mengatakan potret pengusaha lokal sulit berdaya saing dalam mendapat jatah proyek-proyek infrastruktur besar.
Menurutnya selain proyek-proyek tersebut digarap BUMN, kondisi perusahaan lokal sendiri kelasnya lebih banyak madya dan kecil.
“Ibaratnya ada 100 pekerjaan, kita cuma dapat 9. Lokal hanya dapat yang kecil-kecil,” katanya.