Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Listrik Tenaga Angin Raksasa Milik Perancis Terlambat 2 Tahun Capai Commissioning

Proses commissioning pembangkit listrik tenaga angin raksasa di Prancis akan dilakukan bertahap dimulai dari paruh kedua 2027.
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTB./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan ladang pemanen angin raksasa lepas pantai Prancis oleh Electricite de France SA (EDF) diperkirakan baru akan selesai pada 2027. Estimasi ini mundur 2 tahun dari jadwal saat proyek raksasa ini ditetapkan.

Proyek ladang angin lepas pantai Calvados berkapasitas 448MW terletak sekitar 10 km dari garis pantai Bessin, Normandy, Prancis.

Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (5/7/2025), penundaan ini disebabkan keterlambatan pekerjaan pondasi oleh kontraktor utama proyek, Saipem SpA dari Italia.

Juru bicara unit energi terbarukan EDF menyampaikan bahwa pengeboran baru akan dilanjutkan bulan depan, dan proses commissioning bertahap dijadwalkan baru dimulai pada paruh kedua 2027. 

EDF telah mengumumkan revisi jadwal proyek ladang angin Calvados yang terletak di lepas pantai Normandia. Revisi tersebut terjadi setelah terungkap bahwa Saipem SpA, kontraktor asal Italia yang bertanggung jawab atas pengeboran dasar laut, menghadapi kendala dalam pemasangan tiang pondasi turbin.

Saipem menyatakan pihaknya berharap dapat melanjutkan pengeboran untuk 60 pondasi yang tersisa pada akhir musim panas ini, dengan target penyelesaian pada 2026.

Pemegang saham proyek raksasa ini adalah konsorsium yang terdiri dari anak perusahaan EDF Group, EDF Renewables, anak perusahaan Enbridge, EIH, dan WPD, sebuah perusahaan energi terbarukan Eropa.

EDF Renewables dan EIH masing-masing memiliki 42,5% saham dalam proyek tersebut melalui usaha patungan Eolien Maritime France, sementara 15% saham sisanya dimiliki oleh WPD.

Proyek pembangkit tenaga angin Calvados diperkirakan menelan biaya sekitar €2 miliar (US$2,4 miliar), yang sebagian besar akan dibiayai melalui pinjaman tanpa jaminan. Proyek ini awalnya dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2024. Dengan daya yang dihasilkan, ladang angin ini diharapkan dapat menghasilkan energi bersih bagi 630.000 orang atau lebih dari 90% populasi Calvados.

Bloomberg menilai, keterlambatan proyek ini mencerminkan tantangan yang lebih luas dalam industri angin lepas pantai, yang tengah bergulat dengan peningkatan biaya dan hambatan logistik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper