Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maret, Pemerintah Tawarkan Proyek Kilang Bontang ke Investor

Pemerintah melakukan market sounding atau sosialisasi kepada investor terkait pembangunan Kilang Bontang pada Maret 2016.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melakukan market sounding atau sosialisasi kepada investor terkait pembangunan Kilang Bontang pada Maret 2016.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan sebelum melakukan memasuki tahap lelang, pihaknya akan melakukan paparan kepada calon investor yang berminat berkontribusi dalam pembangunan kilang.

Adapun, pada Maret pihaknya siap memaparkan kilang yang masuk dalam proyek superprioritas mengacu pada Peraturan Presiden No.146/2015 ini kepada investor.

Kilang Bontang sendiri masuk sebagai proyek strategis nasional dalam Peraturan Presiden No.4/2016 dan daftar proyek prioritas dalam peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.12/2015.

"[Kilang] Bontang, kita akan market sounding Maret, jadi lelang bulan Juni kira-kira," ujarnya seusai melakukan rapat koordinasi supervisi di Gedung KPK, Senin (15/2/2016).

Insentif berupa kelengkapan fasilitas di Bontang dan fiskal menjadi daya tarik utama yang bisa memikat calon penanam modal. Insentif pertama, dari segi penggunaan lahan, untuk membangun Kilang Bontang.

Sebenarnya, diperlukan lahan seluas 600 hektare. Namun, Kementerian Agraria dan Tata Ruang telah memberikan jaminan untuk mengurus 300 hektare yang masih dalam proses sertifikasi. Infrastruktur termasuk utilitas, akses perhubungan laut dan listrik juga tersedia dengan pemanfaatan kerja sama tanpa biaya sebagai insentifnya.

Insentif kedua, berupa tax holiday yang semula hanya berlaku 10 tahun, bisa diterapkan menjadi 15 tahun. Tujuannya, agar investor yang serius terlibat dengan proyek ini segera terlibat di samping kebutuhan Pemerintah memenuhi pasokan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.

Diharapkan, investor yang terjaring memiliki pasokan minyak mentah (crude) dalam jangka panjang seperti Saudi Aramco yang menyatakan ketertarikannya dalam proyek tersebut. "Iya [Aramco]. Kita harapkan. Tentu yang punya pasokan crude jangka panjang," katanya.

Terkait skema pembangunannya, terdapat dua. Pertama, kilang saja yang dibangun. Kedua, kilang terintegrasi dengan petrokimia. Lebih lanjut, kedua skema pembangunan memiliki dampak tersendiri.

Untuk skema pembangunan kilang saja, produksi gasolin diperkirakan sebesar 120.000 barel per hari. Selain itu, memiliki internal rate of return (IRR) atau angka pengembalian investasi sebesar 7%.

Sedangkan, skema pembangunan kilang integrasi menghasilkan gasolin yang lebih kecil yaitu 60.000 bph. Dari segi IRR justru lebih besar yaitu 10%.

Dengan demikian, bila skema pembangunan terintegrasi yang dipilih, diperlukan kilang lain untuk mendukung kapasitas produksinya. Kilang Arun, katanya akan menjadi pendukung bila skema pembangunan kilang dilakukan secara terintegrasi.

Kilang Arun memiliki kapasitas sebesar 300.000 barel per hari atau sama dengan Kilang Bontang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper