Bisnis.com, BANDUNG - Keberadaan pasar lelang komoditas agro di Jawa Barat saat ini belum optimal sehingga manfaatnya tidak dirasakan para petani di provinsi tersebut.
Ketua Asosiasi Pedagang Komoditas Agro (APKA) Jawa Barat Nono Sambas menilai keberadaan pasar lelang komoditas agro belum optimal akibat pemerintah kurang menyosialisasikannya.
Oleh karena itu, pasar lelang agro sebaiknya tidak hanya fokus meningkatkan jumlah pengikut lelang, tetapi juga menggenjot sosialisasi kepada masyarakat luas.
"Masih banyak petani yang belum paham soal pasar lelang dan manfaatnya. Ini harus sampai ke tingkat kabupaten. Dalam praktiknya sosialisasi ini tidak bisa selesai dalam waktu sehari dan dalam jumlah yang terbatas," ujarnya, Rabu (24/2/2016).
Nono menyebutkan, sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung misalnya, berpotensi besar untuk mengikuti pasar lelang komoditas agro. Selama ini sejumlah kecamatan di kabupaten tersebut memiliki keunggulan komoditas mulai dari teh hingga stroberi. "Ketika sudah paham, mereka akan menghitung manfaat dan kerugiannya ikut lelang. Pada intinya, mereka belum memahami pasar lelang," ungkapnya.
Di samping itu, sejumlah faktor penyebab lainnya adalah lokasi pasar lelang yang malah di pusat kota, sehingga para petani di pelosok desa sulit menjangkaunya karena memerlukan biaya distribusi yang cukup besar.
Apalagi pelaksanaan lelang tidak bisa dilakukan setiap saat. Pasalnya, selama ini lelang komoditas agro baru sebulan sekali dan hanya untuk komoditas tertentu yang diperdagangkan. "Untuk mengikis persoalan jarak, kami mendorong sebaiknya pasar lelang ada di setiap kabupaten/kota," tuturnya.
Nono juga mendorong agar pasar lelang komoditas agro di setiap wilayah, harus disesuaikan dengan potensi komoditas unggulan yang dimiliki daerah bersangkutan.
Dia mencontohkan Majalengka dengan komoditas unggulannya buah mangga, Garut yang melimpah dengan kedelai, serta Kabupaten Bandung memiliki unggulan kopi dan teh. "Termasuk yang paling sering dilelangkan adalah teh. Saya sih berharap semua komoditas bisa kembali dilelangkan seperti awal didirikan," ujarnya.
Sementara itu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Barat menyarankan agar pasar lelang komoditas agro bisa optimal, maka pemerintah setempat perlu menggencarkan sosialisasi.
Ketua Harian Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan revitalisasi pasar lelang agro yang dilakukan pemerintah diharapkan bisa lebih meningkatkan intensitas transaksi di pasar tersebut.
Menurutnya, frekuensi transaksi yang terjadi di pasar lelang agro di Jabar selama ini masih sangat terbatas. "Peran pasar lelang untuk menjada stabilisasi harga komoditas pertanian, masih kurang optimal," tegasnya.