Bisnis.com, YOGYAKARTA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengemukakan produksi padi berdasarkan angka sementara 2015 naik 6,37% dibandingkan dengan 2014, dan hal itu diklaim merupakan capaian terbesar dalam 10 tahun terakhir.
"Kita berhasil mencatatkan prestasi yang menggembirakan karena produksi padi tahun lalu bisa tertinggi dalam 10 tahun terakhir," kata Mentan Amran saat temu wicara dengan seratusan petani di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (1/3/2016).
Hal tersebut disampaikan menanggapi pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan produksi padi berdasarkan Angka Sementara (Asem) 2015 naik 6,37% dibandingkan dengan 2014 yang mencapai 70,85 juta ton gabah kering giling (GKG) menjadi 75,36 juta ton GKG.
Amran mengatakan prestasi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia telah mampu mencapai swasembada pangan dan tak perlu lagi mendatangkan beras impor, mengingat produksi dalam negeri sudah melimpah.
Dikatakan pula berbagai perubahan regulasi yang telah dilakukan selama pimpinannya juga menjadi pemicu naiknya produksi padi yang dikeluarkan oleh BPS selama 2015.
"Berbagai regulasi yang dimaksud antara lain penunjukan langsung untuk pengadaan alat mesin pertanian atau alsintan, memperbaiki saluran irigasi, pemberian dan perbaikan mutu benih padi, serta mengawasi penyaluran pupuk agar tepat sasaran," katanya.
Untuk pupuk misalnya, kata mentan, pihaknya telah minta kepada pihak berwenang agar bersikap tegas kepada pihak yang ketahuan melakukan pengoplosan serta menimbun disaat petani membutuhkan.
Setidaknya saat ini sudah ada 40 orang yang dijebloskan ke penjara akibat ketahuan mengoplos dan menimbun pupuk yang masuk dalam kategori pidana.
"Saya dengar ada satu orang lagi yang tertangkap di Jambi akibat mengoplos pupuk, dan saya sudah minta kepada pihak berwenang untuk menangkap dan penjarakan," katanya.
Kepala BPS Suryamin, mengatakan untuk padi ada luas panen meningkat mulai Januari-Agustus 2015, sedangkan September-Desember itu hampir negatif, pengaruh El Nino tidak kelihatan.
Suryamin menjelaskan kenaikan tersebut mencapai 4,51 juta ton gabah kering giling dengan luas panen pada 2015 meningkat sebesar 2,31% dari sebelumnya pada 2014 tercatat sebesar 13,8 juta hektare menjadi 14,11 juta hektare pada 2015.
Sementara untuk produktivitas juga mengalami peningkatan sebesar 3,97% dari sebelumnya 51,35 kuintal per hektare menjadi 53,39 kuintal per hektare.
Pada periode Januari-April 2015 tercatat produksi padi sebesar 33,06 juta ton atau mengalami kenaikan sebesar 4,73% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 31,57 juta ton.
Pada periode selanjutnya atau Mei-Agustus 2015, jumlah produksi meningkat sebesar 13,26 persen atau menjadi 25,78 juta ton dari sebelumnya sebesar 22,76 juta ton.
Pada September-Desember tercatat meningkat 0,01 persen dari sebelumnya 16,525 juta ton menjadi 16,527 juta ton.
El Nino tidak berdampak signifikan terhadap produksi padi sepanjang periode Mei-Agustus 2015 dikarenakan padi yang dipanen selama periode itu merupakan hasil pertanaman sepanjang Januari-April 2015.
BPS mencatat kenaikan produksi padi pada tahun 2015 tersebut sebagian besar disumbang oleh kenaikan produksi pada Mei-Agustus 2015 yang merupakan dampak dari kenaikan luas tanam sepanjang Januari-April yang mencapai 505,41 ribu hektare atau 11,04 persen dibanding periode sebelumnya.
Beberapa wilayah yang mengalami kenaikan produktivitas pada 2015 antara lain adalah Aceh naik sebanyak 510,98 ribu ton, Sumatera Selatan 577,49 ribu ton, Jawa Timur 757,92 ribu ton dan yang tertinggi adalah Jawa Tengah mencapai 1,65 juta ton.
Sementara wilayah yang mengalami penurunan adalah Jambi sebesar 123,23 ribu ton, Kalimantan Barat sebesar 128,21 ribu ton dan yang mengalami penurunan terbesar adalah Jawa Barat sebesar 271,67 ribu ton.
Menteri Amran: Produksi Padi 2015 Terbesar dalam Dasawarsa Terakhir
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengemukakan produksi padi berdasarkan angka sementara 2015 naik 6,37 persen dibanding 2014, dan hal itu merupakan capaian terbesar dalam 10 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium