Bisnis.com, PALEMBANG -- Asia Pulp & Paper (APP)–Sinar Mas menggelontorkan investasi US$20 juta untuk memperkuat upaya pencegahan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) tahun ini.
Direktur Sinar Mas Forestry Elim Sritaba mengatakan investasi itu digunakan untuk modernisasi peralatan pemadaman, pengembangan sistem pemadaman terintegrasi juga peluncuran program berbasis peningkatan ekonomi daerah.
"Tahun ini kami menginvestasikan dana sebesar US$20 juta untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran," katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (17/3).
Elim menambahkan pihaknya juga menggunakan teknologi geothermal yang baru pertama kali digunakan di Indonesia untuk deteksi dini titik api.
"Target tahun ini kami sudah siap menghadapi kemarau, dalam kondisi ekstrem sekalipun, seperti bencana El Nino pada tahun lalu," ujarnya.
Sementara itu, General Manager Fire Management APP-Sinar Mas, Sujica Lusaka, mengatakan ide menggunakan teknologi geothermal muncul setelah melihat kondisi tahun sebelumnya, dimana upayadeteksi diniapi belum berlangsung optimal.
“Sebelumnya kami masihmenggunakan data hotspot dari beberapa website yang kemudian kami overlay dengan peta lokasi," katanya.
Pemantauan melalui tower apipun dirasakan belum optimal, karena titik api kerap terlihat saat telah besar dan timbul asap.
Dalam kondisi asap yang pekat, bahkan pemadaman dari udarapun sukardilakukan dengan tepat akibat jarak pandang yang terbatas.
Dia memaparkan teknologi thermal yang telah digunakan di Australia, Kanada, serta Afrika Selatan ini dengan kemampuannya menangkap perbedaan suhu di muka tanah, mampu mendeteksi titik api di lahan gambut yang kerap tidak terlihat secara kasat mata.
“Prinsip kerjanya mendeteksi suhu di permukaan, titik api akan terdeteksi jika pada area tertentu terdeteksi suhu panas yang berbeda (ekstrem)," katanya.
Thermal camera yang dibawa mengudara menggunakan pesawat Cessna 206H Station air ini, akan bermarkas di Jambi.
Pertimbangannya, rute perjalanan harian untuk memantau wilayah Jambi – Riau – Jambi – Sumatera Selatan hanya akan memakan waktu sekitar 2 jam.
"Begitu panas terdeteksi, maka sistem akan mengirimkan data serta mengoverlay ke dalam peta konsesi, dimana lokasi titik apiakan langsung terlihat. Keseluruhan waktu yang dibutuhkan mulai dari informasi ini awal hingga posisi api, akan sampai kepada tim forest fire kami maksimal 50 jam," ujarnya.
Sementara pihak pengembang teknologi geothermal Paul M. Dare selaku CEO Aeroscientific yang berbasis di Australia, mengungkapkan bahwa APP – Sinar Mas merupakan perusahaan swasta pertama di dunia yang memanfaatkan teknologi geothermal dalam deteksi dini titik api.
“Sistem ini terbilang baru di kembangkan, serta menggunakan teknogi terkini. Kami percaya sistem ini adalah yang terbaik saat ini,”ujarnya.