Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI JATIM: Nilai Tukar Petani Turun 1,48%

Selama Maret 2016 nilai tukar petani (NTP) di Jawa Timur mengalami penurunan 1,48% dibandingkan dengan Februari menjadi 103,77. Ini merupakan kumulatif turunnya NTP empat subsektor pertanian.nn
Traktor petani/Ilustrasi-JIBI Photo
Traktor petani/Ilustrasi-JIBI Photo

Bisnis.com, SURABAYA—Selama Maret 2016 nilai tukar petani (NTP) di Jawa Timur mengalami penurunan 1,48% dibandingkan dengan Februari menjadi 103,77. Ini merupakan kumulatif turunnya NTP empat subsektor pertanian.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono menyebutkan empat subsektor yang dimaksud ialah tanaman pangan turun 3,44% menjadi 100,51, tanaman perkebunan rakyat turun 1,25% ke level 99,24, perikanan -1,22% jadi 104,48, dan peternakan -0,68% menjadi 109,28.

“Adapun subsektor yang mengalami kenaikan NTP adalah hortikultura sebesar 0,48% menjadi 104,50,” ujarnya, di Surabaya, Senin (4/4/2016).

Secara umum penurunan NTP Jawa Timur sebesar 1,48% pada bulan lalu disebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) lebih tinggi daripada kenaikan indeks harga yang diterima petani (It). Ib mengalami kenaikan 0,81% menjadi 125,49 sedangkan It turun 0,68% menjadi 130,22.

Sepuluh komoditas utama yang mengalami penurunan It pada bulan lalu adalah gabah, jagung, tembakau, buah jeruk, bandeng, kopi, ikan kuniran, wortel, kentang, dan telur ayam ras. Adapun komoditas yang mendorong kenaikan It adalah apel, bawang merah, udang, cabai rawit, ikan cakalang, tomat, tongkol, pisang, nilam, dan ketela pohon.

Untuk Ib, ada sepuluh komoditas pula yang menyebabkan kenaikan indeks harga yaitu bawang merah, tomat sayur, cabai rawit, bawang putih, cabai merah, benih lele, benih nila, petelur layer, upah memanen, dan kacang panjang. Sementara yang menghambat kenaikannya adalah beras, benih gurame, telur ayam ras, jagung pipilan, daging ayam ras, bekatul, ayam ras petelur, jagung pipilan, kentang, dan biaya listrik PLN Gol. 1.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper