Bisnis.com, SAMARINDA - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian mengembangkan kemiri sunan dengan memanfaatkan lahan bekas tambang batu bara.
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Muhammad Hidayanto mengatakan hal itu untuk mendukung pencapaian ketahanan dan kemandirian energi Kaltim.
Kaltim sangat potensial dalam pengembangan tanaman perkebunan itu dengan memaksimalkan pemanfaatan eks lahan tambang batu bara.
Pihaknya sudah memiliki model dalam pengelolaan eks lahan penambangan batubara yang banyak tersebar di berbagai daerah dan potensinya sangat besar.
Selain itu, tanaman perkebunan seperti Kemiri Sunan merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat adaptif dan mudah dikembangkan di lahan-lahan eks penambangan batubara.
“Kemiri Sunan tanaman perkebunan penghasil biodiesel dan kami sudah punya model pengelolaan lahan eks tambang batubara untuk pengembangan komoditi ini,” ujarnya, seperti yang dikutip, Selasa (31/5/2016).
Terdapat eks lahan tambang batubara di Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 40 hektare (ha) yang dimanfaatkan untuk tanaman Kemiri Sunan.
Komoditi perkebunan penghasil biodiesel itu ditanam sekitar 150 pohon per hektar serta dapat dipanen perdana (produksi) dalam umur tanam empat tahun dengan usia berproduksi hingga 50 tahun.
Hidayanto mengharapkan lahan pengembangan Kemiri Sunan di Kukar bisa menjadi kawasan perbibitan, sehingga dapat direplikasikan ke daerah lain khususnya eks lahan tambang batu bara.
“Lahan 40 hektar ini akan terus diperluas 50 hingga 60 hektar sebagai kawasan percontohan sekaligus perbibitan. Selanjutnya, tanaman dapat direplikasikan ke daerah lain khususnya untuk eks lahan-lahan tambang batubara,” terangnya.
Dengan pengembangan Kemiri Sunan penghasil minyak nabati atau biodiesel akan tercipta ketahanan energi terbarukan di Kaltim.
Pasalnya, tidak semata bergantung pada energi yang tidak terbarukan (minyak dan gas bumi) yang pasti habis.
BPPT Kembangkan Kemiri Sunan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian mengembangkan kemiri sunan dengan memanfaatkan lahan bekas tambang batu bara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanita Petriella
Editor : Fatkhul Maskur
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 jam yang lalu