Bisnis.com, JAKARTA- Dari tupoksi utama sebagai Menteri Perhubungan yang mengdepankan dua aspek yakni keselamatan dan pelayanan.
Aspek mana yang menurut Bapak paling memiliki perubahan besar dalam operasi angkutan Lebaran 2016?
Memang dua tupoksi Menteri Perhubungan. Pertama itu keselamatan dan kedua itu pelayanan. Menurut saya hampir semua ada perbaikan dibandingkan tahun lalu. Saya kasih contoh ya, kalau lihat terminal Pelabuhan Tanjung Emas Semarang bagus sekali sekarang. Tahun 2015 itu kaya gudang minuman, sekarang lebih bagus. Lebih bagus terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Emas semarang dibandingkan terminal Bandara Ahmad Yani, Semarang. Sekarang lho! Ini improvement.
Tapi, saya bilang Terminal Bandara Ahmad Yani Semarang itu juga ada kemajuan, tetapi karena lahan ya tidak ada dan sedang dibangun terminal Ahmad Yani bisa disisi sebrangnya. Nah, ini tidak [bisa] diperluas sekarang tetapi diperbaiki sedikit-sedikit. Contoh lagi, kemarin saya ke Stasiun Tugu Yogyakarta, saya ajak Dirut AP 1 dan GM bandara Adi Soetjipto. Saya bilang Bandara Adi Soetjipto ada beberapa sisi penerangannya kurang.
Masa dibandingkan terminal bandara Yogya, lebih terang stasiunnya. Kalau malam loh ini ya. Kalau siang mungkin sama. Tapi, ya ada perkembangan dan perbaikan. Kalau menurut saya, ini [perbaikan] tidak bisa dijadikan patokan sampai sini berhenti, karena masyarakat berkembang dan ekspektasi berkembang, maka harus ada perbaikan terus tanpa henti. Kalau berhenti, kita suruh pensiun kita cari orang lain saja.
Dari persiapan evaluasi Angkutan Lebaran 2016, poin apa saja yang Bapak catat?
Belum tutup kok dievaluasi. Saya tidak mau bilang karena masa operasi belum selesai. Operasi angkutan Lebaran itu baru selesai pada 18 Juli 2016 atau tepatnya pada pukul 00:00 WIB. Senin (18/7) pagi, baru kita umumkan. Jangan prediksi. Prediksi itu, kalau belum selesai membuat yang bekerja kecewa hatinya. Evaluasi memang belum ditutup, tetapi perkembangan data kecelakaan semua moda transportasi umum hingga H+7 sudah signfikan.
Bagaimana komentar Bapak soal penurunan kecelakaan ini?
Tahun ini, semua moda diperiksa secara menyeluruh mulai pesawat, kapal laut, kapal penyeberangan, Bus AKAP, lokomotif hingga kereta penumpang. Maka dari itu, bus AKAP tahun ini signifikan penurunannya. Kedepannya bagaimana target Anda? Ya, kalau perlu sebulan atau tiga bulan sekali kita periksa begini [menyeluruh]. Selama operasi Angkutan Lebaran 2016, hanya moda transportasi darat seperti Bus AKAP yang belum 100% menerapkan tiket online.
Ke depannya akan diarahkan seperti apa?
Sebenarnya di standar pelayanan minimum (SPM) sudah ada. Memang kalau angkutan darat Bus AKAP di beri waktu setahun. Ini waktu setahun ini belum selesai, satu atau dua bulan lagi. Nanti setelah evaluasi akan saya panggil Organda. Nanti saya minta ini diperbaiki. Tahun depan semua moda transportasi harus pakai sistem ini. Saya akan paksa.
Lalu, bagaimana komentar Bapak soal sistem online tiket Pelni yang berhasil menemukan ratusan tiket illegal pada operasi Angkutan Lebaran 2016?
Pelni itu benar makanya bisa ketahuan tiketnya palsu atau tidak. Iya, kalau tidak online tidak bisa tahu tiket itu palsu atau tidak. Sangat kemajuan, coba lihat sekarang di terminal pelabuhan laut jarang penumpang sampai tidak karuan. Di Pelabuhan Kumai tidak ada lagi, karena orang sudah punya tiket dan mereka datang pada saat mereka mau berangkat. Zaman dulu, dari Kumai mau nyeberang ke Jawa, penumpang dari pedalaman cari tiket.
Lalu, mereka dapatnya keberangkatan empat hari lagi, akhirnya malas pulang karena jaraknya jauh. Tidur mereka di terminal, jadinya numpuk tidak karuan. Sekarang bisa pesan online. Bagaimana pandangan bapak jika dibentuk upaya mendorong pemanfaatan yang lebih atas angkutan umum sebagai sarana pemudik ke depannya, yakni dengan menambah kapasitas guna mengurangi kemacetan? Itu saya kira makan waktu. Ini karena kultur, buktinya angkutan mudik gratis untuk motor tidak habis kuotanya.