Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengakui pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2016 sebesar 5,18% karena adanya faktor tumbuhnya produktivitas ekonomi di sisi pertanian.
"Tertundanya panen produk pangan ini, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," ujar Agus di Jakarta, Senin (8/8/2016). Menurut dia, pertumbuhan produktivitas ekonomi di sisi pertanian peran panen tertunda dan terefleksi pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2016.
Gubernur BI mengatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal II/2016 sebesar 5,18% atau meningkat dari kuartal sebelumnya yang tercatat 4,91% terdorong karena adanya perbaikan harga komoditas ekspor. Selain juga disebabkan terjadinya pergeseran waktu panen. "Ke depan, terus diupayakan agar betul-betul konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan investasi bisa terus berkembang," ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus menyatakan tertundanya panen produk pangan tersebut merupakan faktor musiman, sehingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2016 dipandangnya lebih banyak dipengaruhi faktor musiman.
Pekan lalu, Badan Pusat Statistik mengumumkan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua 2016 tumbuh sebesar 5,18%. Kepala BPS Suryamin mengatakan, nilai itu meningkat jika dibandingkan dengan triwulan pertama 2016 yang hanya 4,91%. Kata dia, pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua itu terutama didorong oleh produksi hasil pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Terkait pengaruh pemotongan anggaran belanja pemerintah sebesar Rp133,8 triliun terhadap pertumbuhan ekonomi, dia menyatakan pemotongan anggaran yang tidak cukup struktural tidak akan berdampak ke perekonomian.
Di sisi lain, apabila pemangkasan anggaran diambil dari alokasi pembangunan infrastruktur, pihaknya tengah mengkaji dan akan mengumumkan hasilnya pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 19 Agustus 2016."Kami khawatir kalau dipotong di anggaran misal pembangunan atau infrastruktu, ini nanti kami sampaikan di RDG 19 Agustus 2016," ucapnya.