Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mempercepat pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) Natuna ke tahun ini dari semula 2017.
Dia menyampaikan KKP sejak dua tahun lalu memprioritaskan pembangunan 15 pulau terluar dan kawasan perbatasan sebagai SKPT. Pembangunan 10 lokasi di antaranya terus digenjot agar bisa selesai tahun ini, termasuk Natuna yang dipusatkan di Selat Lampa.
"Indonesia itu sangat sentral dilewati empat samudera, dan Natuna titik spot yang luar biasa penting," kata Susi dalam siaran pers, Minggu (21/8/2016).
Di Natuna, lanjutnya, bukan hanya terdapat potensi perikanan, tetapi juga titik potensial Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia. Menurutnya, keberadaan negara untuk dihormati negara lain, tentu harus diwujudkan melalui pembangunan.
"Tidak bisa hanya bilang ini tanah kita, teritorial kita, lalu kita biarkan siapa saja masuk menjarah kita. Tentu tidak seperti itu. (Kita harus) memastikan sumber perikanan kita ini terjaga, kedaulatan perikanan kita ini terjaga," tegasnya.
Susi pun mengajak para nelayan dan masyarakat sekitar untuk menjaga laut teritorial perbatasan di Natuna. Ia berharap pengelolaan dijalankan dengan penuh tanggung jawab, rasa kepedulian antarsesama, dan komitmen untuk tidak mendahulukan egosektoral dan kepentingan diri sendiri.
"Dulu nelayan dari Thailand dari mana-mana dibolehkan masuk. Ini dari Jawa baru mau masuk, sudah diprotes," ucap Susi.
Susi juga menambahkan, dengan kekuatan anggaran, KKP ingin membangun perikanan tangkap agar maju. Dia menyebutkan pembangunan di Natuna akan mencakup penyediaan integrated cold storage, pasar ikan, dan fasilitas lainnya yang terintegrasi.
Perindo, tutur dia, dibawa untuk menyiapkan pasar bagi tangkapan nelayan. Namun, dia meminta para nelayan harus mulai mengubah tata cara penangkapan ikan yang tidak benar.
"Jaga, kalau bisa Pak Bupati (Bupati Natuna) bikin perda sendiri. Daerah di bawah 4 mil tidak boleh ada penangkapan," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Susi juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa 54 paket alat tangkap gill net monofilament kepada koperasi nelayan, 32 unit mini winch, dan penyerahan kartu nelayan kepada 95 orang.
Pada saat yang sama, sektor budi daya juga diberi bantuan 2 unit bangsal pengeringan rumput laut, 62 paket bantuan budi daya rumput laut, dan 20 unit kebun bibit rumput laut.
Sementara itu, bantuan sarana rantai dingin dan pengolahan juga diserahkan kepada kelompok pengolah dan pemasar melalui koperasi nelayan berupa 1 unit mesin pemecah es 1,5 ton plus genset 25 kva, telepon seluler dan pulsa kepada kelompok masyarakat pengawas, serta 1 unit kapal penangkap ikan Mina Maritim berbobot 51 GT dan 1 unit dengan bobot 26 GT.