Bisnis.com, JAKARTA - Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator bidang Maritim yang merangkap sebagai Plt Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan akan menuntaskan masalah Blok Mahakam.
Luhut memastikan dalam kurun dua pekan segala hal yang menjadi kendala proses alih kelola Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie ke PT Pertamina (Persero) segera dituntaskan.
"Kami mau menuntaskan supaya timbang terima antara Total dan Pertamina berjalan bagus, kan Total 30%, Pertamina 70%," ungkap Luhut di Gedung BPPT, Kantor Kemenko Maritim, Selasa (23/8/2016) malam.
Luhut menyebut percepatan kerja antara Total dan Pertamina di Blok Mahakam diperlukan guna mencegah penurunan produksi secara signifikan di blok migas tersebut. Selain itu, Luhut juga menegaskan hal terpenting lainnya adalah penyelesaian proyek pengeboran sekitar 20 sumur untuk tahun depan.
Adapun surat keputusan transisi alih kelola Blok Mahakam itu akan dikeluarkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Surat keputusan dibutuhkan sebagai bagian dari payung hukum kegiatan transisi alih kelola Blok Mahakam dari Total E&P Indonesie kepada Pertamina setelah kontrak kontraktor Prancis itu berakhir akhir 2017.
Selain surat keputusan SKK Migas, terbit pula Peraturan Menteri ESDM No. 15/2015 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi yang akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya yang memberikan prioritas pada Pertamina untuk mengelola blok migas yang kontraknya habis.
Permen itu juga menyatakan perusahaan minyak negara itu berhak mendapat masa transisi dari kontraktor migas yang kontraknya akan berakhir.