Setelah mendapat permintaan dari pihak perusahaan untuk meredam keresahan di kalangan pilot, Hasan menyebutkan, pihak serikat pekerja pun menyampaikan hasil diskusi terkait uang transport tersebut kepada para pilot.
Para pilot pun merasa marah akan hal ini. Hal inilah yang menurut hasan menjadi awal pemogokan para pilot pada 10 Mei lalu.
Dia beralasan pilot yang sedang dalam keadaan emosi dengan bebagai alasan baik karena kedukaan, cerai, ataupun terllilit hutang dan masalah lain yang menyebabkan emosi tidak stabil seharusnya tidak boleh terbang.
“Kalau marah bagaimana, ya jangan terbang kalau emosi, tidak boleh terbang,” kata Kapten Pilot untuk Pesawat B737 900 ER ini.
Dirumahkan
Setelah kejadian 10 Mei, Hasan menyebutkan beberapa pilot yang tergabung dalam serikat pekerja tidak lagi mendapatkan jadwal terbang atau dirumahkan. Para pilot pun resah karena jika tidak terbang dalam waktu 90 hari maka izin terbang yang dimiliki akan bersifat tidak current.
“Kalau license tidak current tidak bisa langsung terbang, harus terbang lagi dengan simulator,” sebut hasan.
Dia juga khawatir jika hal ini terus berlanjut hingga enam bulan maka izin terbangnya akan menjadi tidak valid.
Terkait hal ini, Hasan pernah berfikir untuk keluar. Namun, dia mengurungkan niatnya karena masih terikat kontrak dan harus membayar penalti jika dia keluar dari perusahaan.