Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERSINYALAN KA: Len Kantongi Proyek US$25 Juta dari Bangladesh

PT Len Industri (Persero), melalui anak usahanya PT Len Railway Systems (LRS), mengantongi proyek persinyalan kereta api di Bangladesh senilai US$25 juta berkolaborasi dengan Biswas Construction sebagai perusahaan lokal pemenang tender.
Persinyalan kereta api/Ilustrasi-wikipedia
Persinyalan kereta api/Ilustrasi-wikipedia

Bisnis.com, BANDUNG - PT Len Industri (Persero), melalui anak usahanya PT Len Railway Systems (LRS), mengantongi proyek persinyalan kereta api di Bangladesh senilai US$25 juta berkolaborasi dengan Biswas Construction sebagai perusahaan lokal pemenang tender.

Proyek tersebut diperoleh resmi oleh LRS dengan ditandatanganinya kontrak oleh Direktur Utama LRS Dewayana Agung Nugroho dengan Managing Director Biswas Construction Muhammad Afsar Ali untuk pekerjaan modifikasi persinyalan perkeretaapian Jalur Kota Ishurdi-Joydebpur, di Bangladesh selama 1,5 tahun.

Dewayana menjelaskan LRS menandatangani kontrak dengan salah satu perusahaan lokal tersebut yang telah memenangi tender pekerjaan di Bangladesh dengan Bangladesh Railway, regulator sekaligus pemilik sarana dan prasarana perkeretaapian di Bangladesh, sebagai pemilik pekerjaan.

Pihaknya akan memodifikasi sistem persinyalan perkeretaapian yang memiliki interlocking jenis VPI dengan menggunakan produk standar persinyalan merek Len seperti control console (VDU/LCP), lampu sinyal LED, main distribution panel dan produk lain yang siap diekspor ke Negara berpenduduk lebih dari 140 juta jiwa itu.

“Untuk proyek ini, Len akan mendapatkan dukungan dari Alstom Transport Indonesia. Pekerjaan ini juga akan menjadi first entry bagi Len untuk dapat mengerjakan proyek-proyek persinyalan lain di Bangladesh,” ujarnya, Kamis (20/10/2016) malam.

Dewayana melihat Bangladesh sebagai sesama Negara berkembang memiliki potensi yang cukup besar untuk digarap karena kondisinya hampir mirip dengan Indonesia di mana ada banyak proyek infrastruktur yang tengah dikembangkan termasuk perkeretaapian.

Sebelumnya, PT Inka sudah lebih dulu masuk ke Bangladesh untuk memenuhi kebutuhan sarana kereta api, dan dilanjutkan oleh LRS untuk memperkuat system persinyalannya. “Kami akan bekerja memberikan yang terbaik pada proyek awal ini sebagai pintu masuk, agar ke depan bisa terbuka proyek-proyek lain yang lebih besar,” tegasnya.

PT Len Industri (Persero) telah memasuki pasar urban transport dengan diraihnya pekerjaan proyek pembangunan Automated People Mover System (APMS) dan tiga proyek Light Rail Transit (LRT) antara lain LRT DKI Jakarta Koridor 1 (Velodrome – Kelapa Gading), LRT Jabodebek Lintas 1-3, dan LRT Sumatra Selatan yang menghubungkan Bandara Sultan Mahmud Baharudin II dengan Stadion Jakabaring.

Pada 2015, Len membukukan pendapatan Rp2,24 triliun meningkat dari tahun sebelumnya Rp2,1 triliun, di mana 33,5 % diantaranya dari bisnis transportasi perkeretaapian. Tahun ini, Len menargetkan pendapatan Rp2,39 triliun.

Selain Bangladesh, Len juga membidik prospek di Malaysia yang akan merehabilitasi persinyalan perkeretaapian, dimana LRS akan menggandeng Emrail, salah satu perusahaan Malaysia yang memiliki kontrak pekerjaan dengan KTMB, perusahaan operator perkeretaapian di Malaysia, untuk pekerjaan persinyalan jalur Gua Musang--Tumpat sepanjang 290 km yang melewati 30 stasiun.

“LRS akan merehabilitasi sistem existing yang rusak karena bencana banjir dengan sistem single track yang secara teknologi lebih sederhana dari sistem double track yang pernah dikerjakan perusahaan.”

Dewayana menambahkan, potensi di Negara Asean lainnya juga cukup besar seperti Myanmar dan Negara-negara di Timur Tengah yang juga aktif mengembangkan perekeretaapian.

Sementara itu, Muhammad Afsar Ali, Managing Director Biswas Construction mengungkapkan pihaknya memilih LRS karena memiliki teknologi yang berkualitas dan sebagai BUMN yang menjadi pemimpin pasar teknologi persinyalan kereta api yang sudah terbukti di Indonesia.

“Kami percaya Len bisa mengerjakan proyek persinyalan ini sesuai dengan kontrak, karena telah memiliki portofolio pekerjaan yang teruji di Indonesia, dan tentu harganya sangat bersaing.”

Dia menambahkan, dari kerja sama awal tersebut diharapkan akan berlanjut pada sejumlah pekerjaan lainnya yang tengah dan akan dikembangkan di Bangladesh. Dari proyek awal tersebut, Len bisa juga mengidentifikasi berbagai jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh Bangladesh.

“Proyek awal ini mungkin baru untuk kebutuhan parsial. Ke depan, Len bisa menawarkan solusi untuk membangun persinyalan railway di Bangladesh secara menyeluruh.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper