Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fed Rate Naik, Menkeu: Pondasi Ekonomi Indonesia Masih Solid

Menanggapi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, sebesar 25 basis poin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sinyal kenaikan The Fed yang sudah dicerna oleh pelaku pasar dunia, termasuk Indonesia yang telah memiliki pondasi ekonomi solid sehingga investor semakin yakin dengan arah kebijakan pemerintah ke depan.
Sri Mulyani Indrawati./.Reuters-Beawiharta
Sri Mulyani Indrawati./.Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, Jakarta-Menanggapi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, sebesar 25 basis poin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sinyal kenaikan The Fed yang sudah dicerna oleh pelaku pasar dunia, termasuk Indonesia yang telah memiliki pondasi ekonomi solid sehingga investor semakin yakin dengan arah kebijakan pemerintah ke depan.

Dia menuturkan Indonesia merupakan negara emerging marketing yang berbeda dengan negara lainnya karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang relatif baik di kisaran 5%. Selain itu, defisit anggaran yang terjaga di 2,5%-2,7%, kualitas pertumbuhan yang didukung infrastruktur, subsidi yang tepat sasaran, belanja kenaikan kualitas sumber daya manusia, dan penurunan kemiskinan akan menjadi harapan bahwa ke depan daya beli masyarakat meningkat.

"Investasi pemerintah bertujuan untuk permintaan itu tetap terjaga dan demikian kita punya kredibilitas," katanya usai hadir dalam acara Outlook Ekonomi 2017 Partai Golongan Karya, di Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Dia memperkirakan tren pada tahun depan akan diiringi dengan mesin ekonomi di negara maju yang mulai menyala terutama AS yang sudah menaikkan suku bunga acuannya. Namun, ekonomi AS juga akan tumbuh positif di atas 2% tahun depan.

Sementara itu, neraca perdagangan November 2016 yang mengalami surplus senilai US$0,84 miliar menunjukkan beberapa harga komoditas sudah positif, kendati dari sisi volume masih perlu diperhatikan. 

"Tentu dengan hal itu diharapkan perekonomian yangg selama ini tergantung AS akan mengalami tren positif. Itu harapan bagi kita. Namun, normalisasi dari kebijakan moneter, mungkin akan mempengaruhi sentimen capital flow ke negara-negara berkembang," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper