Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Bessent Kritik The Fed Salah Langkah karena Tunda Pangkas Suku Bunga

Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent mengkritisi kebijakan suku bunga Federal Reserve yang dinilainya tidak lagi selaras dengan sinyal pasar.
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat Scott Bessent mengkritisi kebijakan suku bunga Federal Reserve yang dinilainya tidak lagi selaras dengan sinyal pasar, menyusul tingginya selisih antara imbal hasil obligasi jangka pendek dan suku bunga acuan.

“Komite ini tampaknya agak keliru dalam penilaiannya,” ujar Bessent dalam sebuah wawancara dikutip dari Bloomberg pada Jumat (4/7/2025), merujuk pada Federal Open Market Committee (FOMC) yang menetapkan kebijakan suku bunga The Fed.

Meski selama ini Bessent menegaskan hanya akan mengomentari kebijakan The Fed sebelumnya, dia kembali menyatakan bahwa imbal hasil obligasi bertenor dua tahun yang saat ini berada di kisaran 3,76% menunjukkan bahwa suku bunga overnight The Fed di level 4,25%–4,50% sudah terlalu tinggi.

“Amerika kini berada di level suku bunga riil yang sangat tinggi,” katanya.

Kendati demikian, Bessent tetap menekankan bahwa keputusan berada sepenuhnya di tangan The Fed.

“Jika mereka tidak memangkas bulan ini, maka pemangkasan di September kemungkinan akan lebih agresif,” ujarnya.

Adapun, ketika ditanya apakah dirinya sependapat dengan Presiden Donald Trump bahwa The Fed seharusnya memangkas suku bunga hingga 3%, Bessent tidak menjawab secara langsung.

Namun, dia menegaskan pasar mengirim sinyal jelas soal perlunya pemangkasan, dan menambahkan bahwa Trump di masa jabatan pertamanya lebih tepat ketimbang The Fed dalam menentukan waktu pemangkasan suku bunga.

Saat ini, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga setidaknya sebesar 25 basis poin akan dilakukan pada pertemuan The Fed September mendatang, sementara peluang pemangkasan pada Juli dinilai sangat kecil.

Terkait seruan mundur terhadap Ketua The Fed Jerome Powell yang disampaikan Kepala Pembiayaan Perumahan Pemerintahan, Bill Pulte, Bessent menolak mengomentari secara spesifik. 

“The Fed seharusnya mengendalikan pengeluarannya, seperti lembaga lain,” ujarnya.

Namun, Bessent mengisyaratkan keinginannya agar Powell tidak memperpanjang masa jabatannya saat periode sebagai ketua The Fed berakhir pada Mei 2026. Secara teknis, Powell masih bisa tetap berada di dewan gubernur The Fed hingga 2028. Jika ia memilih untuk bertahan, hanya posisi Adriana Kugler yang akan kosong tahun depan.

“Kami berharap bisa mengisi dua kursi The Fed tahun depan,” ujar Bessent.

Selain itu, Bessent juga menyinggung adanya perbedaan ekspektasi kebijakan di antara anggota The Fed tergantung pada siapa yang mengangkat mereka. Dia menuturkan, terdapat perbedaan tajam dalam proyeksi dot plot, yaitu grafik anonim proyeksi suku bunga oleh para pengambil kebijakan The Fed.

“Ada perbedaan antara mereka yang diangkat oleh Trump dan yang tidak. Silakan Anda tafsirkan sendiri,” ujarnya.

Meskipun dot plot disajikan tanpa identitas, dua gubernur The Fed yang ditunjuk oleh Trump — Christopher Waller dan Michelle Bowman — secara terbuka menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga bisa dimulai secepatnya pada Juli.

Bessent juga menyinggung bahwa RUU pemangkasan pajak dan belanja besar Trump yang tengah dibahas DPR mencakup kenaikan plafon utang federal sebesar US$5 triliun, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan hingga 2027.

Sejak Januari, Departemen Keuangan telah menggunakan langkah akuntansi darurat untuk menghindari gagal bayar. Jika undang-undang disahkan, penjualan obligasi jangka pendek akan kembali digencarkan untuk mengisi kas negara.

Mengenai strategi penerbitan utang, Bessent menyatakan bahwa imbal hasil dua tahun yang lebih rendah dari suku bunga overnight akan menjadi pertimbangan dalam pengelolaan tenor utang. 

“Proses manajemen utang kami sangat metodis, tapi kami juga akan mempertimbangkan kondisi pasar seperti ini,” ujarnya.

Keputusan terkait pengelolaan jatuh tempo utang akan diumumkan pada quarterly refunding berikutnya yang dijadwalkan pada 30 Juli.

Saat ditanya soal proyeksi bahwa kebijakan fiskal Trump dapat memangkas defisit AS hingga US$11 triliun dalam satu dekade, seperti yang dikatakan Ketua Dewan Ekonomi Gedung Putih Stephen Miran, Bessent menolak berspekulasi.

“Sulit memprediksi kondisi fiskal hingga 10 tahun ke depan. Banyak faktor yang bergerak, tapi saya optimistis arah kita sudah tepat,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper