Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha jasa kurir optimistis bisnis jasa pengiriman ekspress ini masih akan menorehkan pertumbuhan positif sampai 30% didukung dengan penerbangan langsung ke luar negeri yang dimulai tahun depan.
Mohammad Feriadi, Direktur Utama PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) mengatakan pertumbuhan bisnis jasa kurir pada 2017 diprediksi masih akan menyentuh angka 30%.
“Kami masih optimistis pertumbuhan di atas 30%,” ujar Feriadi kepada Bisnis, Senin (19/12).
Ketua Umum DPP DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) ini juga menyebut sentimen positif terhadap bisnis jasa kurir ini juga tak lepas dari kesuksesan JNE mendulang keuntungan selama Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
“JNE mencatat kenaikan hingga 50% selama tiga hari Harbolnas yakni tanggal 12, 13, dan 14 Desember,” ungkap Feriadi.
Dia menjelaskan, pembukaan jalur penerbangan langsung ke luar negeri dari Indonesia ke China misalnya bisa berkontribusi bagi pertumbuhan bisnis jasa ekspres di Indonesia. Dia bahkan menilai hal itu menjadi peluang untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) melebarkan bisnis ke luar negeri.
“Adanya direct flight ke China diharapkan bisa membawa potensi yang ada di Indonesia keluar, sehingga mengimbangi masuknya barang e-commerce dari luar negeri ke Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu Wakil Ketua Umum DPP Asperindo Budi Paryanto mengatakan sepanjang 2016 bisnis jasa kurir antara 30% sampai 40%. Menurutnya, pertumbuhan ini dikarenakan meningkatnya bisnis e-commerce.
“Meskipun begitu harus diakui sepanjang tahun ini bisnis jasa kurir terbesar belum dikuasai oleh pemain-pemain besar seperti Pos dan JNE,” terang Budi.
Hal ini dikarenakan pemain-pemain besar jasa kurir berbasis aplikasi dari luar negeri maupun dalam negeri yang berkembang sepanjang 2016. Beberapa pemain baru itu misalnya Ninja Express, Deliveree, dan J&T Express.