Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan merilis data realisasi sementara subsidi energi sepanjang 2016 mencapai Rp106,8 triliun atau 113,2% terhadap APBN Perubahan.
Secara terperinci, subsidi BBM, LPG, dan bahan bakar nabati mencapa Rp43,7 triliun, sementara subsidi listrik membengkak menjadi Rp63,1 triliun. Pada APBN Perubahan 2016, subsidi listrik dianggarkan sebesar Rp50,7 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penundaan kenaikan tarif listrik golongan 900 watt atau volt ampere pada tahun lalu telah menyebabkan dana subsidi yang dikeluarkan pemerintah lebih tinggi dari proyeksi. Seperti diketahui, kenaikan tarif listrik golongan 900 watt baru diberlakukan pada tahun ini.
“Subsidi listrik sedikit lebih tinggi, karena penundaan kenaikan tarif untuk golongan 900 VA rumah tangga,” katanya, Selasa (3/1/2017).
Sementara itu, subsidi non-energi 2016 diperkirakan mencapai Rp67,7 triliun atau 81,2% terhadap APBN Perubahan. Di sisi lain, subsidi kredit program sepanjang tahun lalau hanya Rp5,4 triliun atau 34,2% terhadap APBN-P.
Realisasi subsidi bunga kredit dianggap belum optimal karena ada beberapa subsidi yang baru dilaksanakan pada tahun lalu seperti subsidi bunga kredit usaha rakyat, subsidi bunga kredit perumahan, dan subsidi bantuan uang muka perumahan.