Bisnis.om, JAKARTA-- Target produksi garam tahun lalu yang tidak mencapai jumlah produksi garam nasional disebabkan karena penambak garam masih menggunakan sistem tradisional bukan teknologi tinggi.
Misri Gozan, Guru Besar Teknik Kimia Universitas Indonesia mengemukakan tidak semua pantai dapat digunakan sebagai lahan untuk memproduksi garam. Menurutnya, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk memproduksi garam yang baik.
"Di antaranya harus memiliki syarat gelombang tidak terlalu tinggi, kadar lumpur pada air laut di pantai yang rendah. Dimana jika kadar lumpur tinggi, akan menyebabkan garam sangat buruk kualitasnya," tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (7/1).
Selain itu, penambak garam juga harus mensiasati iklim yang dewasa ini tidak menentu. Menurutnya, agar tidak gagal panen, petani garam harus memiliki persiapan yang matang.
"Misalnya lahan sudah siap tiba-tiba hujan deras lebih dari beberapa jam, maka lahan harus dimulai dari awal lagi persiapannya," katanya.
Dia menjelaskan cuaca ekstrim tersebut terjadi pada 2010 dan 2016. Bahkan menurutnya, pada 2010, hampir tidak ada produksi garam karena musim hujan lebih dari 4 pekan.
"Bahkan pada 2010 hampir tidak ada produksi karena nyaris tidak ada musim kering lebih dari 4 pekan. Dimana minimal produksi garam 4 pekan harus tanpa hujan. Jadi cuaca urgen sekali," tukasnya.
Ini Alasan Target Produksi Garam Tahun Lalu Tidak Tercapai
Target produksi garam tahun lalu yang tidak mencapai jumlah produksi garam nasional disebabkan karena penambak garam masih menggunakan sistem tradisional bukan teknologi tinggi.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Sholahuddin Al Ayyubi
Editor : Gita Arwana Cakti
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu