Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Kenaikan Tarif Pengurusan STNK Sumbang Inflasi di Pekan Pertama

Bank Indonesia melaporkan perkembangan inflasi berdasarkan survei pemantauan harga di pekan pertama Januari 2017 menunjukkan laju yang tinggi.
Sejumlah warga mengantre untuk memperpanjang STNK di Samsat Polda Sumut, Medan, Sumatera Utara, Rabu (4/1/2017). /Antara
Sejumlah warga mengantre untuk memperpanjang STNK di Samsat Polda Sumut, Medan, Sumatera Utara, Rabu (4/1/2017). /Antara

Bisnis.com, Jakarta-- Bank Indonesia melaporkan perkembangan inflasi berdasarkan survei pemantauan harga di pekan pertama Januari 2017 menunjukkan laju yang tinggi. 

Otoritas moneter mengestimasi laju inflasi pada pekan pertama Januari 2017 sebesar 0,74% (month-to-month) atau 3,26% (year-on-year).

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan inflasi tersebut lebih tinggi dari Desember 2016 sebesar 3,02%. Kenaikan biaya administrasi pengurusan surat-surat kendaraan bermotor berdampak ke inflasi sekitar 0,25%.

"Inflasi Desember 2016 masih relatif rendah. Tingginya inflasi Januari 2017 ini karena beberapa faktor yaitu kenaikan biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) berdampak ke inflasi 0,25%," katanya, di Jakarta, Jumat (13/1/2017).

Seperti diketahui, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menaikkan tarif pengurusan surat-surat kendaraan bermotor. 

Kenaikan itu meliputi pengesahan STNK, penerbitan nomor registrasi kendaraan bermotor pilihan, serta surat izin dan STNK lintas batas negara yang mulai berlaku 6 Januari 2017.

Selain tarif pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, inflasi juga dipengaruhi oleh kenaikan tarif tenaga listrik yang menyumbang sekitar 0,11% terhadap laju inflasi berdasarkan survei BI. Selain itu, Perry meyakini inflasi inti masih terkendali kendati ada sejumlah kenaikan harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah.

"Terbukti inflasi inti relatif terkendali. Itu menunjukkan permintaan dalam negeri naik tercukupi kebutuhan produksi dalam negeri," ucapnya.
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Veronika Yasinta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper