Bisnis.com, Jakarta-- Bank Indonesia melaporkan perkembangan inflasi berdasarkan survei pemantauan harga di pekan pertama Januari 2017 menunjukkan laju yang tinggi.
Otoritas moneter mengestimasi laju inflasi pada pekan pertama Januari 2017 sebesar 0,74% (month-to-month) atau 3,26% (year-on-year).
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan inflasi tersebut lebih tinggi dari Desember 2016 sebesar 3,02%. Kenaikan biaya administrasi pengurusan surat-surat kendaraan bermotor berdampak ke inflasi sekitar 0,25%.
"Inflasi Desember 2016 masih relatif rendah. Tingginya inflasi Januari 2017 ini karena beberapa faktor yaitu kenaikan biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) berdampak ke inflasi 0,25%," katanya, di Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Seperti diketahui, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menaikkan tarif pengurusan surat-surat kendaraan bermotor.
Kenaikan itu meliputi pengesahan STNK, penerbitan nomor registrasi kendaraan bermotor pilihan, serta surat izin dan STNK lintas batas negara yang mulai berlaku 6 Januari 2017.
Selain tarif pengurusan surat-surat kendaraan bermotor, inflasi juga dipengaruhi oleh kenaikan tarif tenaga listrik yang menyumbang sekitar 0,11% terhadap laju inflasi berdasarkan survei BI. Selain itu, Perry meyakini inflasi inti masih terkendali kendati ada sejumlah kenaikan harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah.
"Terbukti inflasi inti relatif terkendali. Itu menunjukkan permintaan dalam negeri naik tercukupi kebutuhan produksi dalam negeri," ucapnya.