Bisnis.com, MATARAM - Kantor Bank Indonesia wilayah Mataram kembali melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan uang Rupiah Tahun Emisi 2016. Kali ini, sosialisasi yang dilakukan lebih spesifik ditujukan kepada stakeholder Bank Indonesia.
Setidaknya, sebanyak 100 orang yang terdiri dari kasir/teller bank umum, perusahaan jasa pengelolaan uang rupiah (PJPUR), pengurus perbarindo dan perusahaan penukaran valuta asing non bank.
Deputi Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia NTB Wahyu Yuwana mengatakan hal ini penting mengingat para peserta adalah mereka yang secara intensif berinteraksi langsung dengan masyarakat dalam hal peredaran uang.
"Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan identifikasi uang palsu di masyarakat dapat diidentifikasi lebih awal sehingga dapat meminimalisir peredaran uang palsu di masyarakat," ujar Wahyu seperti dikutip Bisnis.com dari keterangan resmi yang diterima di Mataram, Jumat (27/1/2017).
Wahyu juga kembali menegaskan dan meluruskan isu-isu yang tidak benar berkenaan dengan uang rupiah, salah satunya terkait persepsi sebagian masyarakat yang memandang rupiah memuat gambar-gambar terlarang.
Gambar tersebut merupakan logo Bank Indonesia yang dipotong secara diagonal, sehingga membentuk ornamen yang tidak beraturan. Gambar tersebut merupakan gambar saling isi (rectoverso) yang merupakan bagian dari unsur pengaman uang Rupiah.
Unsur pengaman dalam uang rupiah bertujuan agar masyarakat mudah mengenali ciri-ciri keaslian uang, sekaligus menghindari pemalsuan unsur pengaman
