Bisnis.com, SENIPAH--Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan memberikan tiga pesan terkait kegiatan di masa transisi Blok Mahakam di hari terakhir kunjungannya.
Menurutnya, hal yang paling menarik di Blok Mahakam, Kalimantan Timur yakni proses peralihan karena pada akhir tahun ini kontrak wilayah kerja berusia sekitar 40 tahun itu akan berakhir.
Di sisi lain, Blok Mahakam merupakan tumpuan pemerintah untuk mencapai target produksi siap jual atau lifting gas sebesar 20%.
Saat ini, Total E&P Indonesie mengoperatori blok ini dengan kepemilikan saham partisipasi sebesar 50% dan Inpex 50%.
Setelah 2017, PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Mahakam menguasai 90% saham partisipasi dan 10% Pemerintah Daerah Kalimantan Timur.
Di akhir kunjungannya, Jonan memberikan tiga pesan terkait kegiatan di masa transisi. Pertama, masa peralihan tak boleh berdampak terhadap semua kegiatan termasuk kegiatan produksi. Pihaknya pun akan terus memonitor kegiatan di blok yang memulai produksinya pada 1974 itu.
Kedua, output produksi Blok Mahakam tak boleh menurun. Skema terburuk, ujar Jonan, produksi setelah 2017 berada di level yang sama dengan saat ini.
Adapun, produksi tahunan wilayah kerja Mahakam saat ini yakni sebesar 1.635 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) gas serta minyak bumi sebesar 63.000 barel per hari (bph).
"Kami monitor ya bahwa transisinya harus seamless, tidak ada gangguan terhadap produksi dan gangguan kegiatan," ujarnya usai mengunjungi Ruang Kontrol di Senipah Peciko dan South Mahakam (SPS) di Senipah, Kalimantan Timur, Sabtu (11/3/2017).
Terakhir, dia menginginkan agar hubungan kerja dengan para pegawai tetap terjaga meskipun nantinya Pertamina akan masuk sebagai kontraktor baru di Blok Mahakam.
Dalam kunjungannya selama dua hari, pertama, Jonan mendatangi South Processing Unit (SPU) di Delta Sungai Mahakam yang merupakan fasilitas pengolahan gas sebelah selatan Lapangan Tunu.
Kemudian, dilanjutkan ke Lapangan Bekapai yang merupakan salah satu lapangan tertua karena ditemukan pada 1972 dan memulai produksi pada 1974.
Pada hari kedua, Jonan mengunjungi fasilitas di Senipah Peciko dan South Mahakam (SPS). Di sela kunjungannya, beberapa pegawai lapangan pun menyampaikan kekhawatirannya terkait masa transisi Blok Mahakam.
Lukman, salah seorang pegawai di bagian produksi yang telah bekerja selama 21 tahun menceritakan dua hal pokok kepada Jonan.
Dia menceritakan kekhawatiran bahwa pelaksanaan kegiatan tak lagi mengacu pada standar keamanan tinggi dan kesejahteraan pekerja menurun setelah 2017.
"Kami semua di sini jadi isu hangat, masalah kesejahteraan," katanya.
Mendengar hal itu, Jonan menyebut setelah 2017, pastinya terdapat perubahan. Namun, dia menuturkan perubahan yang terjadi hanyalah hal kecil misalnya penggantian logo perusahaan.
Sementara terkait masalah pendapatan yang dikhawatirkan menurun, Jonan menganggap kompetensi akan mengikuti pendapatan. Dengan demikian, menurutnya, masalah kesejahteraan tak perlu dikhawatirkan.
"Rezeki itu kan enggak tertukar," katanya.