Bisnis.com, JAKARTA -- Kemenko Maritim berjanji memecahkan persoalan kekurangan pasokan listrik di kawasan tambak udang Bratasena, Lampung, yang selama ini membuat kegiatan budidaya di tempat itu tidak optimal.
Asisten Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Amalyos seusai mengunjungi tambak udang yang berada di Kabupaten Tulangbawang itu mengatakan pasokan listrik selama ini tidak cukup memberikan tenaga untuk memompa air ke lebih dari 3.000 hektare tambak yang ada.
“Saya berharap nanti apa yang sudah kita sepakati dari segi regulasi dan yang sudah dinegosiasi kita cek ke lapangan. Kita tidak bisa menunggu terlalu lama," ujarnya dalamm siaran pers, Minggu (16/4/2017).
Sebagian petambak masih bertahan di tengah kendala suplai listrik. Cokro, Ketua Forum Kerukunan Komunikasi Petambak Udang Bratasena mengungkapkan banyak rumah di areal pertambakan yang kosong karena alih profesi petambak.
"Karena yang punya (rumah) harus cari makan, ada tetangga yang panen padi, dia ikut panen padi, ada yang panen tebu, dia juga ikut panen tebu," tuturnya.
Akibatnya, sambung Cokro, budidaya tambak di Bratasena yang sudah berjalan 20 tahun terancam tidak bisa berjalan punah. Dari 3.000 ha lahan tambak, sebut dia, hanya 40% yang masih berjalan. Tambak-tambak yang ada pun kini bergantung pada hujan karena tidak ada air yang dapat dipompakan. Cokro berharap tambahan listrik PLN bisa mengalir secepatnya.
"Dulu (produksi) tambak mencapai belasan ton per petak. Saya tidak muluk muluk, apabila tambak mencapai 5 atau 7 ton, saya yakin akan hidup kembali karena potensi ini sangat memungkinkan," ujarnya.
Manager Perencana PT PLN Lampung Agus Iwan perseroan masih mengkaji pemenuhan pasokan listrik untuk petambak udang Bratasena. Menurut dia, survei lahan telah dilakukan dan pembebasan akan direalisasikan paruh pertama tahun ini.
"Satu klaster kami hitung hingga 500 kw (kilowatt). Total 20.000-22.000 megawatt," sebutnya.