Bisnis.com, JAKARTA – Hubungan perdagangan AS dengan Korea Selatan terancam setelah Wakil Presiden Mike Pence mengatakan kesepakatan perdagangan bebas antar kedua negara akan ditinjau ulang.
“Kami akan mengejar perdagangan yang bebas dan adil,” kata Pence dalam sambutannya pada pertemuan kamar dagang di Seoul, Korsel, seperti dilansir Reuters.
“Dan itu akan menjadi kenyataan pada semua hubungan perdagangan kami, termasuk dengan Korsel,” katanya, merujuk pada kesepakatan AS-Korsel.
“Kami meninjau semua perjanjian perdagangan kami di seluruh dunia untuk memastikan mereka memberikan manfaat ekonomi kepada kami sebanyak mereka mendapatkan keuntungan dengan menjadi mitra dagang kami,” kata Pence.
Kunjungan Pence ke Asia Utara pada awalnya difokuskan pada masalah ekonomi dan perdagangan, meskipun telah dibayangi oleh ketegangan atas program senjata nuklir Korea Utara. Dalam komentarnya di Seoul, Pence menyebut kesenjangan perdagangan dengan Korea Selatan terhalang dengan terlalu banyaknya hambatan masuk bagi bisnis AS.
Komentar Pence muncul hanya beberapa hari setelah Korsel, mitra dagang terbesar keenam AS ini, terhindar dari label manipulator mata uang oleh Departemen Keuangan AS, meskipun tetap pada daftar pengawasan dari negara-negara yang dianggap berisiko terlibat dalam perilaku yang tidak adil.
Baca Juga
Selama kampanye pemilu, Donald Trump menyebut pakta perdagangan dengan Korsel yang dimulai lima tahun lalu sebagai perusak pekerjaan di industri otomotif AS.
Korea Selatan menjadi negara dalam pada daftar penyelidikan AS karena diduga menyalahgunakan kesepakatan perdagangan. Trump menyebut proses ini sebagai proses untuk menindak "importir asing yang curang.”
Sebagai bagian dari upaya untuk menghindari label manipulator dan negosiasi ulang utama dari kesepakatan perdagangan, Korsel telah mengumumkan rencana untuk mengimpor lebih banyak produk-produk energi dari AS dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak di negeri Paman Sam tersebut.
Pada awal Maret, Menteri Perdagangan Korsel Joo Hyung-hwan bertemu Menteri Perdagangan Wilbur Ross di AS untuk menetapkan manfaat dari perjanjian perdagangan dari sudut pandang Korsel. Keduanya sepakat untuk mengembangkan kesepakatan "dengan cara yang saling menguntungkan.”
Menurut data bea cukai Korea Selatan, surplus perdagangan Korsel dengan AS mencapai US$4,4 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini, turun dari US$6,6 miliar pada periode yang sama pada 2016. Sepanjang tahun 2016, surplus perdagangan dengan AS mencapai US$23 miliar.