Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana menyebut wisatawan mancanegara (wisman) ke Malaysia mulai beralih ke Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Deputi I Gde Pitana mengatakan dalam "Indonesia Street Bukit Bintang Festival 2017" di Kuala Lumpur, Sabtu (20/5/2017), menjadi salah satu indikator semakin banyaknya wisatawan asing yang tertarik untuk turut serta meramaikan festival tersebut.
"Banyak wisman yang biasanya memilih Malaysia kini beralih ke Indonesia," ucapnya.
Hal itu juga salah satunya tampak dari semakin banyaknya wisman dari negara-negara tertentu yang lebih banyak datang ke Indonesia.
"Terutama wisman dari Arab yang ke Indonesia jumlahnya sudah lebih banyak ketimbang yang ke Malaysia," ujarnya.
Pihaknya mencatat sepanjang 2016 wisman Timur Tengah ke Indonesia mencapai 240.989 orang, sedangkan wisman Timur Tengah yang melancong ke Malaysia hanya sekitar 180.00 orang.
Menurut Pitana, turis tampak lebih banyak ke Malaysia karena pengembangan destinasi yang cenderung memusat. Sementara di Indonesia destinasi tersebar di berbagai provinsi.
"Kalau di Malaysia turis lebih banyak terkonsentrasi di Kuala Lumpur, misalnya, di Bukit Bintang tapi tidak di Johor atau Serawak atau di tempat lain. Sementara di Indonesia bisa di Jakarta, Bali, Yogyakarta, atau tempat lain," tuturnya.
Salah satu faktor yang membuat banyak wisman beralih ke Indonesia di antaranya adanya kemudahan bebas visa bagi 169 negara, dikembangkannya 10 destinasi Bali Baru, hingga semakin banyaknya penerbangan langsung dari berbagai negara ke Indonesia.
Sedangkan Perwakilan Visit Indonesia Tourism Office (VITO) untuk Malaysia Obet Syafii mengatakan preferensi wisatawan untuk berwisata kini semakin bertambah sejak Indonesia mengembangkan 10 destinasi Bali Baru.
"Mereka semakin banyak pilihan tidak hanya ke Malaysia, tapi Indonesia semakin kompetitif ditambah pesaing lain yang juga berkembang," kata Obeth.
Menurut dia, wisatawan ke Malaysia tidak sepenuhnya beralih ke Indonesia melainkan memiliki pilihan yang lebih banyak ketika destinasi wisata mulai gencar dikembangkan, termasuk di Indonesia.