Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penamaan Laut Natuna Utara Pertegas Potensi Migas

Penamaan Laut Natuna Utara dari semula Laut China Selatan akan mempertegas hak maritim Indonesia termasuk potensi minyak dan gas bumi yang terkandung di bawah permukaannya.
/tambang.co
/tambang.co

Bisnis.com, JAKARTA--Penamaan Laut Natuna Utara dari semula Laut China Selatan akan mempertegas hak maritim Indonesia termasuk potensi minyak dan gas bumi yang terkandung di bawah permukaannya.

Analis Politik Asia Verisk Maplecroft Hugo Brennan mengatakan langkah pemerintah untuk mengganti nama Laut China Selatan dalam peta Indonesia merupakan salah satu cara untuk melindungi potensi migas Natuna.

Langkah yang sama pun telah dilakukan Filipina pada 2011 dengan menamai Laut Filipina Barat untuk Laut China Selatan.

"Itu merupakan bagian dari perluasan strategi yang bertujuan untuk mempertegas hak kemaritiman Indonesia termasuk sumber daya berupa hidrokarbon," ujarnya kepada Bisnis, Senin (24/7/2017).

Dia menilai pada semester I/2016, tensi China di sekitar Laut Natuna Utara itu sempat tinggi.

Namun, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk menegaskan posisinya dengan cara memperbarui peta wilayah dan mengerahkan tenaga militer untuk turut mengamankan kegiatan hulu migas di Natuna melalui penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan belum lama ini.

Adapun, menurutnya, terdapat 18 blok migas dengan 16 blok yang beroperasi di Natuna. Sementara itu, belum ada satu pun wilayah kerja yang beroperasi khusus di Natuna bagian timur.

Di sisi lain, dia menyebut terdapat rumor PetroChina berminat untuk turut bergabung dalam pengelolaan East Natuna. Namun, sulit digambarkan apakah Indonesia mengizinkan perusahaan tersebut untuk turut andil.

Pastinya, pengubahan nama akan mempertegas zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang selama ini tumpang tindih dengan wilayah China.

Terlepas dari itu, setelah ExxonMobil dan PTT EP keluar dari konsorsium, dia menyebut, jika serius, pemerintah perlu memberi insentif untuk menyelesaikan tantangan dari aspek teknis dan komersial. Dengan demikian, potensi di East Natuna bisa segera tergarap.

"Dengan kombinasi tantangan teknis dan komersial terkait pengembangan berarti pemerintah Indonesia butuh upaya lebih untuk memberi insentif kepada operator bila masih serius mengembangkan potensi migas di Laut Natuna Utara," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper