Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisruh JICT Diharap Tak Menular ke TPS

Kisruh yang melanda serikat pekerja PT Jakarta International Containter Terminal (JICT) dengan manajemen diharapkan tidak terjadi di PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Para pemangku kepentingan diminta mengawal proses transisi TPS pada tahun 2019.
Karyawan Jakarta International Container Terminal (JICT) melakukan aksi mogok kerja di depan gedung JICT, di Jakarta, Kamis (3/8)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan Jakarta International Container Terminal (JICT) melakukan aksi mogok kerja di depan gedung JICT, di Jakarta, Kamis (3/8)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Kisruh yang melanda serikat pekerja PT Jakarta International Containter Terminal (JICT) dengan manajemen diharapkan tidak terjadi di PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Para pemangku kepentingan diminta mengawal proses transisi TPS pada tahun 2019.

Direktur The National Maritime Institute, Siswanto Rusdi mengatakan bakal menghadapi perubahan strategis, karena dalam dua tahun mendatang kontrak kerja sama antara PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III dengan Dubai Port World (DPW) bakal berakhir.

Sebagaimana diketahui, kisruh yang terjadi di JICT salah satunya terkait penolakan serikat pekerja terhadap perpanjangan kontrak Hutchison Port Holding dalam pengelolaan tetminal petikemas.

Siswanto mengatakan, semua pihak yang menjadi pemangku kepentingan  harus mengawal proses penghentian waktu kerja sama atau terminasi berjalan mulus.

“Cukup kegaduhan dalam bisnis kepelabuhan nasional terjadi di Jakarta saja, tidak perlu berulang di Surabaya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (6/8/2017).

Dia berharap, manajemen Pelindo III sebagai pemegang saham TPS dan serikat pekerja yang ada di Pelabuhan Tanjung Perak menyiapkan proses terminasi dengan baik. Terlebih, saat ini operasional TPS didominasi oleh Warga Negara Indonesia (WNI) sehingga saat DPW hengkang, kinerja TPS bakal tetap apik.

DPW menjadi pemilik 49% saham TPS setelah mengakuisisi induk P&O Dover pada 2006. Adapun P&O Dover memiliki 49% saham TPS sejak 1999 di mana saat itu Pelindo III melakukan privatisasi saham di TPS.

Di sisi lain, arus bongkar muat peti kemas ekspor impor TPS  naik 7% dalam enam bulan 2017 menjadi 637.410 TEUs. Sementara itu, arus kunjungan kapal di TPS selama semester I/2017 mencapai 484 unit atau naik 4% secara tahunan.

PR Manager TPS, Muchammad Solech mengatakan realisasi arus petikemas di paruh pertama tahun ini melampaui target yang dipatok sebesar 595.135 TEUs.

Menurut Solech, rata-rata petikemas ekspor impor yang dilayani di TPS setiap bulan mencapai 100.000 s.d 120.000 TEUs. Dia optimistis TPS bakal mampu menggenjot kinerja bongkar muat petikemas di paruh kedua.

"Pada awal tahun hampir 2 bulan 1 berth dikosongkan dalam rangka pemasangan 3 unit Container Crane (CC) baru yang terbesar di Pelabuhan Tanjung Perak. Kami yakin dapat mengejar dan melampaui target di semester II,” ujarnya dalam publikasi yang diterbitkan TPS.

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper