Bisnis.com, BEKASI - PT Pertamina (Persero) mulai mempersiapkan produksi bahan bakar nabati (BBN) menjelang implementasi mandatori campuran biodiesel berbasis sawit 40% atau B40 pada tahun depan.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Perseroan mulai menyiapkan kilang untuk produksi B40. Hal ini paralel dilakukan sambil menunggu regulasi resmi dari pemerintah.
Fadjar mengatakan, saat ini kilang Pertamina belum 100% mampu memproduksi B40. Oleh karena itu, sambil menunggu regulasi dari pemerintah, pihaknya bakal terus meningkatkan produksi.
"Sementara kita paralel sudah siapkan kilang-kilang kita yang untuk menuju ke B40, tapi memang belum 100%. Jadi nanti kita menunggu regulasinya, ketika itu keluar, masa transisi itu kita manfaatkan untuk full operated B40," jelas Fadjar di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (19/12/2024).
Kendati demikian, Fadjar belum bisa memerinci berapa kapasitas produksi biosolar dari kilang Pertamina. Dia hanya mengatakan pihaknya masih memiliki waktu sekitar 6 bulan untuk memasarkan B40.
Menurutnya, pemasaran B40 tidak bisa mendadak dilakukan pada awal 2025. Fadjar mengatakan, semua bakal mengacu pada regulasi pemerintah.
Dia mencontohkan, implementasi B35 saja baru bisa 100% terhitung setelah pemerintah mengeluarkan regulasi.
"Tergantung nanti kita regulasinya kapan dulu keluarnya, ketika itu sudah keluar, mengacu ke pengalaman B35, itu 6 bulan kurang lebih. Jadi kita harapkan kurang lebih sama," ucap Fadjar.
Adapun, pemerintah menargetkan dapat menyalurkan B40 sebanyak 15,62 juta kiloliiter (kL) selama 2025.
Baca Juga
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Ernest Gunawan mengatakan, pihaknya siap mendukung mandatori B40 pada tahun depan. Menurutnya, target penyaluran B40 sebanyak 15,62 juta kL cukup realistis. Oleh karena itu, pihaknya menyanggupi mandatori dari pemerintah tersebut.
"15,62 juta kL itu sudah kami sanggupi, tapi belum tahu berapa kuantitas yang akan dikeluarkan oleh pemerintah," kata Ernest kepada Bisnis.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan target kuota B40 sebanyak 15,62 juta kL untuk tahun depan. Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Eniya Listiani mengatakan produksi B40 disebut sudah dapat dilakukan. Pasalnya, sudah ada pabrik yang memiliki kapasitas untuk memproduksi sesuai spek B40.
“Spek untuk B40 ini nanti di-deliver per 1 Januari sekarang sudah mulai produksi. Nah, lalu targetnya 15,616 juta kL 15,62 [juta kL] lah 2025,” kata Eniya di Jakarta, Selasa (17/12/2024).
Eniya juga menuturkan pihaknya telah berkoordinasi dengan badan usaha bahan bakar nabati (BUBBN) terkait kesiapan produksi B40. Menurutnya, pabrik telah meningkatkan kapasitas produksi B40 hingga 81%.
Dia menekankan bahwa peningkatan kapasitas produksi menjadi keniscayaan. Sebab, implementasi B40 merupakan salah satu cara untuk menekan impor BBM.
"Persiapannya yaitu peningkatan kapasitas dari operasional pabrik karena tadinya 70% menjadi 80% lebih. Rata-rata kita dapatkan 81%. Jadi kapasitas pabrik itu pasti naik," jelas Eniya.