Bisnis.com, JAKARTA -- Guna mendukung pengembangan pariwisata di Sumatera Utara, Angkasa Pura II memastikan pengembangan Bandara Silangit Tapanuli Utara yang menghabiskan dana hingga Rp369 miliar akan rampung pada September 2017.
Pengembangan bandara tersebut meliputi perpanjangan landas pacu dari 2.400x30 meter menjadi 2.650x45 meter. Kemudian, memperluas tempat parkir pesawat (apron) agar dapat menampung 4 unit B737-900 dari sebelumnya hanya 2 unit B737-500.
Tak hanya itu, terminal juga diperluas guna menampung 1 juta penumpang per tahun dari sebelumnya hanya 36.500 orang. Adapun, pengembangan bandara juga diikuti dengan penambahan sarana dan prasarana pendukung operasional lainnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan pengembangan Bandara Silangit tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan untuk terus meningkatkan konektivitas transportasi udara nasional.
"Pengembangan bandara ini juga sesuai dengan apa yang dicanangkan pemerintah selama ini, yakni mendukung pertumbuhan perekonomian daerah dan pariwisata. Untuk hal ini adalah mengembangkan kawasan Danau Toba," katanya, Senin (7/8/2017).
Sejak Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata unggulan, lanjut Awaluddin, sejumlah maskapai mulai membuka layanan penerbangan di antaranya seperti Garuda Indonesia yang menerbangi rute Jakarta-Silangit pada 22 Maret 2016 yang lalu.
Baca Juga
Seiring dengan bertambahnya arus pergerakan pesawat, jumlah penumpang di Bandara Silangit juga ikut meningkat. Sepanjang semester I/2017, arus pergerakan penumpang mencapai 124.701 orang, naik 300% dari periode yang sama tahun lalu.
"Dengan tuntasnya pengembangan dan adanya pembukaan rute baru, kami memperkirakan arus pergerakan penumpang yang melalui Bandara Silangit sampai dengan akhir tahun ini mencapai 300.000 orang, tumbuh 93% dari realisasi 2016," tuturnya.
Penerbangan Internasional
Awaluddin menuturkan, Bandara Silangit juga diperkirakan mulai melayani penerbangan internasional pada September 2017. Saat ini, sambungnya, AP II masih berkoordinasi dengan instansi lainnya, seperti Bea & Cukai, Imigrasi, dan Karantina.
Dia mengklaim beberapa maskapai sudah berminat untuk membuka rute internasional dari dan ke Silangit, antara lain seperti Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, dan Lion Air Group. Menurutnya, rute yang potensial dibuka dari Silangit, yakni ke Singapura dan Malaysia.
"Kemungkinan bisa ke Singapura atau Kuala Lumpur mengingat kedua lokasi tersebut juga merupakan hub di ASEAN, sehingga dapat menarik kunjungan turis asing, khususnya dari China," ujar pria yang juga pernah bekerja di PT Telkom itu.
Silangit merupakan salah satu bandara yang dikembangkan AP II pada 2017. Selain Silangit, perseroan juga mengembangkan Husein Sastranegara Bandung, Depati Amir Pangkalpinang, Supadio Pontianak dan Soekarno-Hatta Cengkareng.
Dalam pengembangan bandara, AP II menyiapkan belanja modal hingga Rp16 triliun dengan rincian Rp12 triliun untuk penyediaan infrastruktur dan pengembangan anak usaha, dan Rp4 triliun untuk landas pacu ketiga Soekarno-Hatta.
Promosi
Sementara itu, Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengapresiasi upaya pemerintah untuk menjadikan Bandara Silangit sebagai bandara internasional.
“Saya kira ini bagus apabila Silangit menjadi bandara internasional. Ini artinya, perusahaan di bidang pariwisata itu akan lebih banyak opsi dalam mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” ujarnya.
Bayu menilai bertambahnya bandara internasional sebenarnya bukan hal buruk, meski kinerja trafik penerbangan internasional saat ini belum cukup memuaskan. Menurutnya, pemerintah tetap perlu menambah kapasitas internasional.
Dia juga berharap Kementerian Pariwisata terus melakukan promosi ke berbagai negara, dan berkoordinasi dengan maskapai. Dengan demikian, target mendatangkan turis asing sebanyak 25 juta penumpang pada 2019 dapat terealisasi.