Bisnis.com, JAKARTA -- Lima pembeli internasional ditargetkan meningkatkan permintaan tuna dan cakalang tangkapan armada pole and line dan handline Indonesia setelah pelaku perikanan mengantongi sertifikat Marine Stewardship Council.
Direktur Pelaksana International Pole & Line Foundation (IPNLF) Martin Purves mengatakan salah satu tujuan sertifikasi MSC adalah peningkatan permintaan internasional. Anggota Asosiasi Perikanan Pole & Line dan Handline Indonesia (AP2HI) bersama IPNLF akan bertemu dengan 10 buyers kunci pada kegiatan perdagangan dan konferensi seafood internasional.
"Lima buyers internasional, sendiri-sendiri atau secara kolektif, mengumumkan komitmen meningkatkan pembelian bahan baku dari perikanan pole and line dan handline Indonesia," katanya di Jakarta, Senin(13/11/2017).
Sertifikasi juga diharapkan menguatkan asosiasi industri penangkapan tuna satu-satu (one-by-one tuna industry), sebagai mekanisme untuk mendorong anggota mengadopsi aturan keberlanjutan.
Selama 2 tahun periode hibah Walton Family Foundation senilai US$1,1 juta, AP2HI dan IPNLF mendesain model pendapatan yang disesuaikan dengan target keuangan dalam rencana bisnis dan pendanaan sertifikasi MSC. Pada gilirannya, anggota AP2HI ditargetkan bertambah 15% dari saat ini 26 perusahaan.
Sejak 2014, IPNLF telah memainkan peran utama dalam mengarahkan proyek perbaikan perikanan (FIP) tuna pole and line (huhate) dan handline (pancing ulur) nasional. Sampai saat ini, FIP tersebut telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam hal pengumpulan data dan pemantauan, pendaftaran kapal dan pengembangan strategi penangkapan tuna, serta pengelolaan jenis ikan umpan.
Dengan jumlah anggota hampir 50, jaringan IPNLF meliputi berbagai pelaku dalam rantai pasok, termasuk di dalamnya asosiasi produsen, pengolah, pedagang, pengecer, dan penyedia jasa kuliner.