Bisnis.com, MANADO – Sejumlah peserta Lokakarya Internasional Pengembangan Kelapa mendorong peningkatan kualitas produk dan industri kelapa di negara masing-masing dengan berbagi pengalaman dan ide dari kegiatan yang berlangsung di Manado 14-17 November 2017.
"Saya berharap kami bisa berbagi sejumlah ide tentang produksi kelapa, saling memberikan ide-ide untuk mendapat keuntungan dari bidang ini," ujar Alofa Taimalie, seorang peserta lokakarya dari Samoa saat ditemui di sela-sela seminar di Manado, Rabu pagi (15/11/2017).
Dia mengatakan, meski masukan yang diperoleh tidak langsung memberikan keuntungan di masa sekarang, namun dengan penerapan dan praktik yang berkelanjutan maka diharapkan akan membawa keuntungan di masa mendatang serta berguna bagi lebih banyak orang.
Sementara itu, peserta dari Nauru, Linkbelt Detabene mengaku meski di tempat asalnya kelapa merupakan makanan terkenal dan favorit di tengah masyarakat, namun negaranya bukan penghasil produk kelapa.
Melihat potensi yang begitu besar dari jenis tanaman yang disebut sebagai "tree of life" atau pohon kehidupan ini, Linkbelt pun merasa tertarik untuk mengenalkan potensi ekonomi kelapa di negara yang pernah menjadi penghasil Bauksit terbesar di dunia itu.
"Nauru memang bukan penghasil produk kelapa terbesar, tapi dari kegiatan ini saya harap bisa memberikan pemahaman sekaligus mengenalkan potensi industri kelapa di negara saya," ujar Linkbelt.
Salah seorang peserta dari Kepulauan Solomon, Wilson Kikolo juga menyatakan minatnya dalam mencari ide-ide pengembangan kelapa dari agenda lokakarya yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI beserta Pusat Gerakan Non-Blok Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan (NAM CSST) itu.
Wilson Kikolo sangat mengharapkan masukan positif yang bisa berguna memajukan sektor industri kelapa di negaranya mengingat masih banyak keterbatasan yang dialami.
"Kami melihat kawasan Asia menjadi raksasa dari produksi kelapa, sementara kami yang di wilayah Pasifik tidam semaju ini karena tidak punya peralatan yang memadai untuk mendukung proses produksi," kata Wilson yang berasal dari sektor swasta itu menceritakan.
Serupa dengan peserta lainnya, Wilson pun berharap dapat membawa ilmu yang bermanfaat yang dapat diterapkan pada sektor produksi kelapa di Kepulauan Solomon.
Lokakarya bertajuk ‘Innovation and Collaboration to Sustain Coconut Sector’ ini diikuti sebanyak 15 peserta dari 13 negara di kawasan Asia Pasifik, antara lain Bangladesh, Fiji, Kiribati, Kamboja, Myanmar, Nauru, Papua Nugini, Sri Lanka, Kepulauan Solomon, Timor Leste, Tonga, Samoa, dan Indonesia.
13 Negara Mendorong Peningkatan Produk Industri Kelapa
Sejumlah peserta Lokakarya Internasional Pengembangan Kelapa mendorong peningkatan kualitas produk dan industri kelapa di negara masing-masing dengan berbagi pengalaman dan ide dari kegiatan yang berlangsung di Manado 14-17 November 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
38 menit yang lalu