Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) mengalokasikan belanja modal Rp6 triliun untuk ekspansi tahun depan. Perseroan memiliki empat opsi pendanaan, mulai dari pinjaman, penerbitan surat utang, hingga sekuritisasi.
Direktur Utama Pelindo I, Bambang Eka Cahyana mengatakan perseroan telah mengantongi komitmen pinjaman dari tiga bank pelat merah, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Ketiga bank ini menawarkan fasilitas pinjaman supply chain financing.
"Bank kasih kredit ke kami, itu untuk dibayarkan ke kontraktor. Jadi nanti hanya pindah buku saja karena kontraktor juga dapat kredit dari bank," jelas Bambang di Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Selain pinjaman dari perbankna, Pelindo I juga punya peluang untuk menerbitkan obligasi karena perseroan masih masih memiliki hak emisi sebanyak Rp1 triliun. Di 2016 lalu, badan usaha milik negara (BUMN) berbasis di Medan ini juga telah menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun. Pelindo I juga menjajaki penerbitan medium term notes (MTN) sebagai instrumen surat utang selain obligasi.
Bambang mengimbuhkan, Pelindo I juga mengkaji penggalangan dana lewat sekuritisasi aset Pelabuhan Belawan. Pendapatan berulang atau recurring income dari operasional Pelabuhan Belawan menurut Bambang berpotensi dijadikan modal dalam sekuritisasi aset. "Jadi future income kami, 5 tahun ke depan bisa kami sekuritisasi. Porsinya mungkin antara 60%-70% [yang disekuritisasi],"jelasnya.
Menurut Bambang, dari kebutuhan investasi sebanyal Rp6 triliun, sebanyak Rp2,7 triliun bakal digunakan untuk melanjutkan pembangunan proyek pelebuhan yang sudah berjalan, antara lain di Kuala Tanjung yang ditargetkan rampung di awal tahun 2018. Hingga saat ini, progres fisik tahap pertama Pelabuhan Kuala Tanjung telah mencapai 94% di sisi laut dan 74,5% di sisi darat.
Selain Kuala Tanjung, Pelindo I masih mengerjakan sejumlah pelabuhan perintis di empat kota. Pelabuhan tersebut menurut Bambang akan ditambah terminal petikemas dengan kapasitas hingga 100.000 TEUs. Kehadiran terminal petikemas dinilai telah membantu penurunan biaya logistik karena angkutan petikemas lebih efisien.
Tahun depan, Pelindo I juga bakal memulai pengembangan kawasan industri di Kuala Tanjung. Pengembangan ini merupakan tahap kedua dari proyek Pelabuhan Kuala Tanjung. Pelindo I akan menggarap lahan seluas 3.000 hektare untuk kawasan industri.