Bisnis.com, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap komposisi anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) senilai Rp335 triliun yang dialokasikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2026.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan mayoritas anggaran yang akan diterima oleh BGN dalam program MBG 2026 untuk mengintervensi makan bergizi.
“Jadi sebagian besar sih uangnya mungkin hampir 75% itu untuk intervensi makan bergizi, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita,” kata Dadan dalam Talkshow Potret 1 Tahun BGN di Kantor Berita Antara, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Dia menjelaskan bahwa dari total anggaran jumbo itu, sekitar Rp1,2 triliun per hari atau Rp25 triliun per bulan pada 2026 akan digunakan untuk mengintervensi penyediaan MBG yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Lebih lanjut, Dadan menambahkan bahwa sebanyak 95% pemenuhan bahan baku untuk MBG berasal dari produk pertanian, sehingga pelaksanaan program ini diharapkan akan mendorong sektor pertanian di Tanah Air.
“Dan untuk dana Rp335 triliun tahun depan itu lebih banyak untuk intervensi makan bergizi. Karena untuk intervensinya saja kami akan menggunakan kurang lebih Rp1,2 triliun per hari atau sekitar kurang lebih Rp25 triliun per bulan, karena penerima manfaatnya sudah kami asumsikan mencakup 82,9 juta,” terangnya.
Baca Juga
Di samping itu, anggaran jumbo senilai Rp335 triliun itu akan digunakan untuk mendukung manajemen operasional, termasuk gaji pegawai BGN. Anggaran ini juga mencakup digitalisasi data penerima manfaat MBG. Dalam hal ini, BGN menginginkan agar setiap penerima manfaat terdata dalam sistem.
Dia menjelaskan pendataan ini dilakukan seiring dengan masih adanya Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang tertinggal dari sisi digitalisasi.
“Jadi anak-anak itu pada saat masuk di sekolah itu harus kita scan, sehingga anak itu ketika datang ke sekolah langsung terdata di SPPG,” jelasnya.
Dia juga memastikan hingga kini pemerintah belum membidik target tambahan penerima manfaat MBG untuk tahun depan. Dengan kata lain, jumlah penerima MBG pada 2026 diperkirakan masih sama dengan target Desember tahun ini, yakni 82,9 juta penerima manfaat.
“Karena ada yang lahir, ada yang lulus SMA, jadi pasti akan tetap sama. Masih [sama dengan tahun ini], asumsi kami 82,9 juta, nanti realitasnya lihat tahun depan, ya,” tandasnya.