Bisnis.com, JAKARTA—Setelah berhenti berproduksi sejak November akibat ketiadaan pasokan gas, pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) akan kembali beoperasi pada awal Februari 2018.
Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan terputusnya pasokan gas ke ini kendala teknis sepenuhnya di pemasok yakni PT Perta Arun Gas (PAG).
"Tidak ada kendala pembayaran dari PIM. Ada masalah teknis di pemasok gasnya. Janjinya dari PAG [gas kembali normal ke PIM] awal Februari," kata Wijaya, Selasa (16/1/2018).
Penghentian produksi PIM mengganggu target produksi yang ditargetkan perusahaan. Namun, Wijaya memastikan tidak ada kendala dalam memenuhi pasokan ke pasar.
"Karena kami sudah ada pabrik baru yakni Pusri 2B, maka secara nasional produksi bisa dibilang masih kurang lebih sama dengan saat ini," katanya.
Dengan pengoperasian pabrik baru ini, pasokan pupuk subsidi di kawasan Aceh dan Sumatra bagian Utara yang meliputi Jambi, Sumatra Barat, Riau hingga Sumatra Utara tetap aman.
Wijaya menjelaskan saat ini kapasitas maksimal produksi holding pupuk mencapai 13,8 juta ton. Dari jumlah ini sebanyak 9,2 juta ton merupakan jenis urea. Ini dengan catatan seluruh pabrik berproduksi.
Operasional PIM berhenti semenjak November tahun lalu karena distributor tidak menyuplai gas sesuai kesepakatan.
Sementara itu, Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia memproyeksikan produksi pupuk nasional sepanjang 2017 tidak jauh berbeda dengan realisasi pada tahun lalu kendati terdapat beberapa hambatan.