Bisnis.com, JAKARTA -- Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 8,4% pada awal 2018.
Dari data BI, posisi M2 pada Januari 2018 tercatat Rp5.350,3 triliun atau tumbuh 8,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,3% (yoy).
Berdasarkan komponennya, peningkatan pertumbuhan M2 bersumber dari komponen uang kuasi yang tumbuh 7,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,8% (yoy).
"Di sisi lain, pertumbuhan komponen M1 (uang beredar dalam arti sempit) dan surat berharga selain saham mengalami perlambatan," tulis BI dalam laporan resminya, Rabu(28/2).
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus).
Ekspansi operasi keuangan Pempus tersebut tercermin dari pertumbuhan tagihan bersih Pempus sebesar 4,2% (yoy) pada Januari 2018, setelah pada bulan sebelumnya tercatat mengalami kontraksi -5,8% (yoy).
Sementara itu, kredit yang disalurkan perbankan pada Januari 2018 tercatat sebesar Rp4.661,0 triliun atau tumbuh 7,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan Desember 2017 yang tumbuh 8,2% (yoy). Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih juga tercatat tumbuh melambat dari 18,7% (yoy) pada Desember 2017 menjadi 17,5% (yoy) pada Januari 2018.
Suku bunga kredit sedikit mengalami peningkatan di tengah berlanjutnya penurunan suku bunga simpanan berjangka untuk tenor 1 bulan – 12 bulan.
Pada Januari 2018, rata-rata tertimbang suku bunga kredit perbankan tercatat 11,32% atau naik 2 basis poin dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan pada Januari 2018 masing-masing tercatat 5,72%, 6,03%, 6,49%, dan 6,68%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,81%, 6,11%, 6,61%, dan 6,88%.
Menurut laporan BI, peningkatan suku bunga simpanan berjangka hanya terjadi pada tenor 24 bulan yakni dari 6,73% menjadi 6,74% pada Januari 2018.