Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan bisnis properti, Jones Lang LaSalle atau JLL Indonesia mengingatkan para pengembang dan stakeholder untuk tetap waspada dalam tahun politik sampai 2019 dengan imbasnya kepada bisnis properti.
Head of Advisory JLL Indonesia, Vivin Harsanto menyatakan pertumbuhan ekonomi dan bisnis properti merupakan dua hal yang terkait. Dia menyebut, dengan pertumbuhan ekonomi diatas 5%, perbaikan infrastruktur, ini menjadi salah satu penentu gairah bisnis properti.
"Meskipun begitu, kondisi ini juga dapat dimanfaatkan oleh pengembang bisnis properti yang harus semakin cermat dalam melihat peluang dan membaca pasar. Tetap waspada menjelang tahun politik," ungkap Vivin di Bursa Efek Indonesia, Rabu (4/4/2018).
Sementara itu, Real Estate Indonesia menilai belum mendengar ada banyak keluhan dari pelaku properti untuk menahan penjualan jelang pada masa tahun politik.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata menyatakan sepanjang tahun ini sampai tahun depan tidak ada banyak kendala untuk bisnis properti. Ada pun prediksi pelemahan terjadi pada masa-masa liburan yang kerap memberi imbas terhadap penurunan penjualan.
“Untuk tahun politik ini saya belum mendengar adanya keraguan dari para pelaku properti. Bahkan ada yang mau launching di luar,” jelas Soelaeman di Bank Indonesia.
Baca Juga
Dia menjelaskan tahun lalu saja, pada saat Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta membuktikan tidak terjadi pelemahan atas kinerja bisnis properti. Kejadian 2017 lalu bukan satu contoh semata, kata Soelaeman, pada sejumlah Pilkada lain juga terbukti tidak terjadi masalah dengan bisnis properti.
“Saya yakin tetap positif. Kemungkinan kecil menurunnya nanti saat Pemilu, tapi itu cuma sebentar, bangkit lagi” sambung Eman.
Sementara itu, Director Head of Research and Consultants Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan prospek pembangunan residensial di Jakarta masih kalah dengan di daerah Bodetabek.
Dia menilai, secara umu pada tahun depan, yang merupakan tahun Pemilu, investor properti juga tak akan melakukan penanaman modal besar.
“Residensial itu Jakarta turun secara grafik di Bodetabek tinggi. Secara umum tahun depan Pemilu investor tak jor-joran. Gradual launchback setelah 2019. Semua konsultan dan developer juga sama,” papar Anton.