Bisnis.com, NUSA DUA -- PT Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Tbk. melakukan ekspansi ke pasar Afrika melalui perjanjian kerja sama perawatan pesawat dengan dua maskapai.
GMF sebagai pemain di bisnis industri perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair, operations/MRO), melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama perawatan pesawat dengan Max Air dari Nigeria serta maskapai pelat merah asal Ethiopia, Ethiopian Air. Kesepakatan tersebut ditandatangani dalam Indonesia Africa Forum (IAF) 2018 yang digelar di Nusa Dua, Bali.
Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan potensi nilai bisnis yang diraih dari kerja sama tersebut mencapai sekitar US$3,17 juta atau setara Rp42,7 miliar yang menambah portofolio GMF di kawasan Afrika.
"Apalagi, Ethiopian Air yang mempercayakan perawatan line maintenance-nya ke GMF ini, akan segera membuka rute penerbangan langsung ke Jakarta. Ini merupakan potensi yang sangat baik bagi GMF," ujarnya usai menandatangani kesepakatan, Selasa (10/4/2018).
Iwan menuturkan kesempatan GMF berpartisipasi dalam IAF 2018 merupakan bentuk apresiasi dan perhatian pemerintah terhadap perkembangan bisnis MRO.
"Kesempatan mengikuti forum ini sebagai bagian dari industri strategis dalam negeri kami manfaatkan kesempatan untuk membuka potensi bisnis lebih lebar lagi," lanjutnya.
Baca Juga
Selain itu, keikutsertaan GMF dalam IAF 2018 menjadi pembuktian bahwa perseroan ikut berperan mengembangkan perdagangan serta investasi yang berkelanjutan antara Indonesia dan negara-negara di Afrika.
Abu Bakar Dahiru Mangal selaku Asisten Direktur Keuangan Max Airline (Nigeria) menegaskan komitmennya untuk menyerahkan perawatan pesawat jumbo jet kepada GMF. Sementara itu, General Manager Ethiopian Air Zebiba Miftah menegaskan komitmen perusahaan untuk memberikan pekerjaan line maintenance kepada GMF.
Penandatanganan kerja sama tersebut disaksikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di hadapan kurang lebih 550 peserta yang datang dari 53 negara di Afrika dan delegasi Indonesia.
Pada Mei 2017, GMF juga menjadi salah satu delegasi dalam kunjungan kerja kenegaraan Kementerian Luar Negeri ke beberapa negara Afrika. Kunjungan tersebut dilakukan ke empat negara, yakni Nigeria, Senegal, Kenya, dan Ethiopia.
Dalam kesempatan tersebut, Iwan menyampaikan beberapa hal terkait dengan komitmen mendukung industri penerbangan di Afrika. Pihaknya siap melayani kebutuhan dari maskapai-maskapai di Afrika, terutama yang memiliki rute penerbangan langsung ke Indonesia.
Selain itu, rencana perusahaan yang akan membuka fasilitas layanan di Timur Tengah sejalan dengan upaya untuk mendekatkan diri kepada para pelanggan dari Benua Hitam.
GMF diketahui akan melakukan ekspansi ke pasar Timur Tengah, tepatnya di Uni Emirat Arab (UEA), yang ditargetkan selesai prosesnya pada tahun ini. Beberapa tempat yang menjadi pilihan, yakni Abu Dhabi, Sharjah, dan Dubai.
Perusahaan tersebut rencananya akan berinvestasi untuk sektor line maintenance, base maintenance, dan komponen. Adapun, calon pengguna jasa akan berasal dari radius wilayah dengan waktu terbang sekitar tiga jam jam, seperti Afrika Utara, Eropa Timur, dan selatan India.
Anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. ini mengaku akan menggandeng mitra lokal untuk langkah ekspansi tersebut. Keberadaan GMF tidak semata demi menggarap pasar Timur Tengah, tapi bisa mendirikan gerbang untuk menarik pekerjaan lain yang bisa dikerjakan di Indonesia.
Pada tahun ini, selain Timur Tengah, GMF juga akan melakukan pengembangan usaha ke wilayah Asia Timur dan Australia.
