Bisnis.com, TANGERANG: PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk., mengenjot kontrak perawatan pesawat milik maskapai nonafiliasi asal luar negeri untuk mengurangi dampak buruk depresiasi rupiah dan kenaikan harga avtur.
Direktur Utama Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia Iwan Joeniarto mengatakan strategi itu diyakini bisa menguntungkan perseroan di tengah tekanan depresiasi rupiah terhadap dolar AS.
“Saat harga avtur dan dolar AS yang naik. Kita strateginya adalah menggenjot customer nonafiliasi,” katanya saat menerima kunjungan awak redaksi Bisnis Indonesia, Senin (21/5/2018).
Sejauh ini, pelanggan maskapai nonafiliasi milik emiten perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair & overhaul/MRO) masih di bawah 45%.
Sampai akhir tahun ini, Iwan menargetkan pelanggan maskapai nonafiliasi bisa dinaikkan menjadi 48% sedangkan maskapai afiliasi 52%. “Namun, kemungkinan besar melewati 50%:50%.”
Pada kuartal I/2018, emiten dengan kode saham GMFI itu membukukan kenaikan pendapatan sebesar 9% menjadi US$115,9 juta dari periode yang sama tahun lalu senilai US$106 juta.
Sayangnya, laba bersih kuartal I/2018 turun 27% menjadi US$7,35 juta setelah pada periode yang sama tahun lalu US$10,12 juta.
Iwan beralasan penurunan laba bersih itu hanya sementara karena laporan keuangan harus diselesaikan sesuai tengat yang diminta auditor keuangan. “Jadi ada income yang kami sisihkan.”