Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Dana Bergulir Dorong Bisnis Penjaminan

Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia Indonesia (Asippindo) optimistis bisnis penjaminan bakal terus melaju pada kuartal II/2018.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia Indonesia (Asippindo) optimistis bisnis penjaminan bakal terus melaju pada kuartal II/2018.

Sekretaris Asippindo Dian Askin Hatta mengatakan, sejumlah katalis akan mendorong pertumbuhan bisnis penjaminan pada kuartal II/2018. Dia optimistis pertumbuhan bisnis penjaminan pada pertengahan tahun nanti minimal akan sama dengan kuartal I/2018.

Salah satu katalis pendorongnya, kata dia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir menargetkan penyaluran dana bergulir sebesar Rp1,2 triliun pada tahun ini. Dia mengatakan, penyaluran dana bergulir melibatkan lembaga penjamin yakni Jamkrindo dan Jamkrida.

"Kami berharap kuartal II/2018 bisa tumbuh di atas kuartal I/2018. Paling tidak pertumbuhannya sama dengan kuartal I/2018," katanya dikutip pada Sabtu (2/6/2018).

Katalis pendorong lainnya, kata dia, pertumbuhan ekonomi makro yang sudah di atas 5% sehingga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan penyaluran kredit perbankan. Salah satunya pertumbuhan target penyaluran KUR sebesar Rp120 triliun pada tahun ini.

"Selain pertumbuhan penjaminan kredit yang disalurkan perbankan, kinerja lembaga penjamin juga ditunjang oleh penjaminan pengadaan barang atau jasa pemerintah [surety bond] seiring dengan meningkatnya belanja infrastruktur, baik pemerintah pusat maupun daerah, yang membutuhkan jaminan dari lembaga penjamin," imbuhnya.

Diketahui, data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lembaga Penjamin per Maret 2018 menunjukkan, outstanding penjaminan tercatat Rp210,20 triliun. Angka ini meningkat 48,25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp141,72 triliun.

Segmen usaha produktif masih mendominasi outstanding penjaminan sebesar 59,19%. Adapun, 40,81% lainnya berasal dari segmen usaha non produktif.

Segmen usaha produktif pada kuartal I/2018 tercatat Rp124,36 triliun atau tumbuh 58,42% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp78,50 triliun. Sementara itu, segmen usaha non produktif tercatat Rp85,74 triliun atau tumbuh 35,63% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp63,22 triliun.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper