Bisnis.com, JAKARTA -- Pebisnis logistik di Pelabuhan Tanjung Priok mengharapkan semua pihak tetap menjaga iklim kondusif layanan bongkar muat peti kemas dan jasa kepelabuhanan di Jakarta International Container Terminal (JICT).
Pada Rabu malam, 27 Juni 2018 sekitar pukul 23.00 WIB, mobil salah satu pekerja JICT, Sugiyanto, mengalami penembakan oleh orang tidak dikenal menggunakan airsoft gun saat parkir di JICT.
Di dalam mobil itu ditemukan sebutir gotri dan kaca depan pecah. Hingga saat ini aparat Kepolisian Tanjung Priok sedang melakukan penyelidikan terkait latarbelakang dan motif peristiwa tersebut.
"Kita mesti jaga iklim kondusif agar bisnis pelabuhan tidak terganggu. Percayakan saja penanganan insiden tersebut kepada pihak kepolisian," ujar Widijanto, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta kepada Bisnis, Jumat (29/6/2018).
Pelaku bisnis, imbuhnya, menginginkan level keamanan di JICT semakin ditingkatkan supaya tidak terulang peristiwa serupa dikemudian hari. "Bagi pelaku usaha iklim kondusif di pelabuhan tetap harus di jaga untuk memberikan kenyamanan bisnis," tutur Widijanto.
Wakil Dirut PT.JICT Riza Erivan, menyampaikan keprihatinan atas kasus penembakan terhadap mobil salah satu pekerja terminal peti kemas tersibuk di pelabuhan Tanjung Priok tersebut.
Baca Juga
Dia mengatakan, manajemen JICT akan mendukung penuh upaya Kepolisian Pelabuhan Tanjung Priok untuk menyelidiki kasus ini hingga tuntas dan berhasil menangkap pelakunya, termasuk mengungkap motif dari pelaku.
“Manajemen turut prihatin terhadap peristiwa yang menimpa mobil salah satu pekerja JICT. Kami berharap kepolisian dapat segera mengusut dan mengungkap kasus ini secara tuntas,” ujarnya.
Riza mengatakan, untuk membantu upaya kepolisian, JICT akan menyampaikan dokumentasi yang terekam pada CCTV dan data-data lain di lokasi kejadian. Dari rekaman CCTV itu diharapkan terdapat informasi awal yang akan mengungkap kasus ini. Apalagi selama ini kondisi di JICT cukup kondusif dengan tingkat keamanan yang sangat baik.
“Kami sangat kaget dengan adanya peristiwa ini. Manajemen selama ini telah berupaya untuk menciptakan situasi dan lingkungan kerja yang aman dan kondusif. Kami tidak pernah berkompromi dengan aspek keamanan dan standar kerja di JICT,” paparnya.
Riza juga meminta pekerja dan seluruh stakeholder di JICT untuk tidak berspekulasi terlalu jauh. Selain persoalannya sedang diusut oleh pihak berwajib, kasus ini juga tidak terkait dengan kinerja perusahaan.
Sebagai perusahaan pengelola terminal petikemas terbesar di Indonesia peran JICT sangat strategis dalam mendorong perekonomian nasional. Oleh karenanya, pihaknya berharap kasus ini segera tuntas, sehingga JICT dapat terus berkontribusi besar bagi perekonomian nasional. "Spekulasi yang terlalu jauh terhadap kasus ini tidak akan menguntungkan pekerja dan juga perusahaan," ujarnya.
Ketua Umum Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (SP JICT) Hazris Malsyah, mendesak kepolisian mengusut tuntas itu lantaran ini merupakan kali ketiga kasus perusakan yang menimpa mobil karyawan JICT. "Kami mendukung serta meminta polisi untuk mengungkap tuntas kasus tersebut," ujarnya melalui siaran pers SPJICT.