Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk. optimistis mampu mendapatkan tambahan pendapatan lebih dari US$5 juta dari perpanjangan kontrak Airbus Training Center selama 5 tahun.
Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan kerja sama tersebut sebelumnya sudah berjalan selama 5 tahun sejak 2013. Kendati demikian, dirinya enggan menyebutkan nilai kontrak dari manufaktur pesawat berbasis di Perancis tersebut.
"Nanti, selama 5 tahun ke depan kami harapkan pendapatan dari training ini bisa lebih dari US$5 juta," kata Iwan dalam acara perjanjian kerja sama Airbus Training Center, Selasa (3/7/2018).
Dia menambahkan kerja sama tersebut menjadikan GMF sebagai pusat pelatihan perawatan pesawat milik Airbus untuk tipe Airbus A320 CEO dan A320 NEO serta A330. Selain itu, kedua pihak juga sepakat untuk menambahkan cakupan pelatihan untuk Engine Ground Run Up Aribus A320 dan A330 serta Extended-range Twin-engine Operational Performance Standards (ETOPS) Training.
Pihaknya mengapresiasi kepercayaan Airbus yang menjadikan perusahaan perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO) milik PT Garuda Indonesia Tbk ini sebagai salah satu dari 11 Airbus Training Center di dunia. Di Asia Tenggara, GMF merupakan MRO pertama yang ditunjuk Airbus.
“Kami berharap kerjasama dengan Airbus bukan hanya dari sisi Training Center namun kedepan GMF bersama Airbus bisa berkolaborasi dalam menggarap pasar perawatan pesawat di regional, bagik untuk pesawat komersial maupun defense,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, VP Customer Services Airbus Asia Pasific Bruno Bousquet mengapresiasi GMF yang sudah menjalankan Airbus Training Center dengan baik selama kurun waktu 5 tahun.
“Perjanjian ini memperkuat kesuksesan kolaborasi kami yang sudah berjalan sejak lama. Airbus, melalui GMF mendapatkan tanggapan yang baik sekali atas kualitas instruktur dan kualitas pelatihan yang diberikan," kata Bousquet.
Menurutnya, kerja sama tersebut memungkinkan para pelanggan Airbus di sekitar wilayah Indonesia bisa mendapatkan pelatihan tanpa harus melakukan training ke Toulouse, Perancis, sehingga biaya dan waktu pelatihan lebih efektif dan efisien.