Bisnis.com, JAKARTA – DPD Realestat Indonesia Provinsi Jawa Tengah menilai relaksasi Loan to Value atau LTV dari Bank Indonesia tidak banyak berdampak pada bisnis properti di Jawa Tengah.
Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Jawa Tengah, MR. Priyanto mengatakan relaksasi LTV dari Bank Indonesia (BI) tidak akan memberikan dampak signifikan bagi bisnis properti di Jawa Tengah. Pasalnya, LTV menurut Priyanto hanya satu masalah dari beberapa masalah yang menghambat pertumbuhan properti.
Menurutnya, relaksasi LTV tak lantas menstimulasi seluruh pasar properti di Indonesia.
“LTV di Jawa Tengah ini tidak begitu berpengaruh. Di sini karena pembelinya beli untuk kepemilikan diri sendiri bukan bisnis. Beda dengan di Jakarta, rumah kesatu, kedua, dihuni, lalu ketiga dan keempat untuk investasi,” terang Priyanto kepada Bisnis, Jumat (6/7/2018).
Dia menegaskan, di Jakarta LTV sangat berpengaruh karena akan menstimulasi investor agar tidak ragu membeli beberapa rumah.
Sebaliknya, di Jawa Tengah orang akan memilih membeli satu rumah dengan uang muka atau down payment (DP) juga tanpa DP. Sebagai contoh, jika ada keterbatasan keuangan, pembeli akan mengambil rumah dengan uang muka yang rendah saja.
Selain itu, pengembang yang tergabung dalam REI Jawa Tengah tidak memberikan DP 0% kepada pembeli. Alasannya, para pengembang di Jateng percaya bahwa karakter pembeli di Jawa Tengah lebih suka dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ringan.
Dengan dana yang besar, pembeli tidak mau mengambil kredit jangka panjang. Sebaliknya, kata Priyanto karakter pembeli di Jawa Tengah akan memiliki dengan angsuran keras sampai 4 kali.
Meskipun begitu, Priyanto mengakui relaksasi LTV secara umum memberi dampak positif terhadap sentiment pasar properti. Selain itu bunga LTV yang rendah tentu akan meringankan para pembeli properti dan meningkatkan penjualan.
“Jadi DP [down payment] rendah bisa sampai 0% secara umum pasti menggembirakan,” tuturnya.